TRIBUN-PANTURA.COM, SEMARANG-
Baru-baru ini induk organisasi sepakbola nasional PSSI baru saja menyelesaikan AFC Club Licensing Cycle tahun 2020 meski dalam situasi pandemi Covid-19.
Dari hasil tersebut, terdapat enam klub yang dinyatakan sesuai standar AFC sehingga memenuhi syarat lolos AFC Club Licensing Cycle.
Antara lain, Bali United, Persipura Jayapura, Bhayangkara FC, Borneo FC, Persib Bandung, dan Arema FC.
Baca juga: Bupati Karanganyar Intip Wisata Jamu di Kabupaten Tegal, Begini Pandangannya
Baca juga: Harga Emas Antam di Semarang Kamis 26 November 2020, Berikut Daftar Lengkapnya
Baca juga: Begini Harapan Nelayan Kota Tegal Setelah Menteri KKP Edhy Prabowo Ditangkap KPK
Baca juga: Kepala Daerah di Brebes, Tegal, Pemalang Harus Bekerjasama untuk Bangkitkan Wisata
Agar bisa lolos, ada lima kriteria yang menjadi penilaian pada AFC Club Licensing. Kelima aspek tersebut mencakup sporting, infrastructure, personnel serta administration, legal, dan finance.
AFC Club Licensing Cycle merupakan proses standarisasi dan verifikasi kualitas manajemen klub sepak bola profesional yang diperkenalkan oleh AFC untuk mendukung perkembangan sepak bola.
Selain sebagai acuan standar profesional, AFC Club Licensing Cycle juga juga merupakan suatu syarat klub untuk dapat berpartisipasi di kompetisi resmi AFC seperti AFC Champions League dan AFC Cup.
Dari enam tim yang lolos tersebut, tak ada nama klub kebanggan masyarakat Jawa Tengah, PSIS Semarang. Rupanya, menurut CEO PSIS, Yoyok Sukawi, PT. Mahesa Jenar atau PSIS belum fokus mengejar status lolos verifikasi AFC.
Pria berusia 42 tahun tersebut menjelaskan, pihaknya lebih memilih membangun pondasi klub terlebih dahulu dengan melakukan penyempurnaan saran dan prasarana.
"Kami akui memang belum memprioritaskan AFC Licensing tahun ini. Saat ini PSIS masih fokus untuk membangun infrastruktur dan menata pondasi keuangan," ujar Yoyok Sukawi, Rabu (25/11/2020).
Di sisi lain, PSIS juga merasa belum siap karena saat ini markas utamanya yakni Stadion Jatidiri masih belum rampung proses renovasinya sehingga belum bisa dipergunakan. Padahal, jika sudah jadi, setidaknya PSIS ingin mendaftarkan stadion yang kini ditaksir bisa menampung 40.000 penonton itu ke PT. Liga Indonesia Baru (LIB) sebagai markas alias homebase ketika berlaga di kompetisi Liga 1.
Mengenai pembangunan infrastruktur, Yoyok mengatakan pihaknya kini sedang membangun berbagai fasilitas sebagai pondasi sebagqi klub profesional. Satu di antaranya adalah memanfaatkan Stadion Citarum sebagai pusat perkantoran, dan juga pusat latihan tim.
Baca juga: Direktur RSUD Kraton Pekalongan Sembuh dari Covid-19
Baca juga: Jateng Kebagian 21 Juta Dosis Vaksin Corona
Baca juga: Fokus Tingkatkan Peringkat PISA Siswa Indonesia, Tanoto Foundation Jalankan Program Pintar
Baca juga: Update Covid-19 di Kabupaten Pekalongan, Tembus 808 Kasus Terkonfirmasi
"Lalu penataan keuangan dengan baik dan benar. Fasilitas. PSIS juga punya mes sendiri tanpa menyewa atau menggunakan aset milik orang lain. Itu salah satu cara kami menguatkan pondasi," ucapnya.
Dikutip dari website PSSI, Sekretaris Jenderal PSSI, Yunus Nusi mengatakan kedepan pihaknya akan menyiapkan National Club Licensing yang akan diterapkan di Liga 1 dan Liga 2.
"Kita berharap semakin banyak klub profesional di Tanah Air yang membuktikan kepada dunia bahwa Indonesia sudah berada dalam track menuju industri sepak bola. Karena semakin banyak klub profesional di Indonesia, semakin maju dan jaya sepakbola Indonesia," kata Yunus Nusi.