Hingga akhirnya, atas seizin suami, tahun 2018, ia mendaftar sebagai driver ojol.
Pulang mengajar, ia lepas pakaian seragam. Ia menggantinya dengan jaket ojol bercorak hijau pemberian perusahaan.
“Sebelum pandemi, penghasilan dari driver ojol lumayan,”katanya.
Pandemi benar-benar memukul pendapatannya.
Masyarakat mengurangi aktivitas bepergian.
Rumah makan yang bekerjasama dengan perusahaan ojol jarang menerima pesanan.
Ini salah satu momentum paling memilukan.
Niat mencari penghasilan tambahan, Santi justru mendapat ujian.
Tapi Santi tak patah arang. Di masa pandemi, ia tetap mengojek.
Bagaimanapun, pekerjaan itu sudah menjadi andalannya untuk memenuhi kebutuhan ekonomi.
Masa sulit pandemi justru memantiknya untuk bekerja lebih keras lagi. Ia berpikir untuk mencari penghasilan tambahan kembali.
Ia memanfaatkan relasi daringnya untuk berjualan. Sembari menunggu orderan penumpang, Santi menawarkan sejumlah produk yang laku jual.
Di rumah, Santi juga memproduksi telur asin yang ia pasarkan via online.
“Saya jual telur asin, madu, durian juga,”katanya.
Dengan cara itu, Santi bisa memeroleh penghasilan tambahan.