Berita Jateng

Mitigasi Abrasi Pantai dan Banjir Rob, Gubernur Jateng Gandeng PLN Restorasi Kawasan Pesisir Pantura

Penulis: hermawan Endra
Editor: m zaenal arifin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo menggandeng PT PLN (Persero) bersama masyarakat Jateng cegah abrasi pantai dan banjir rob dengan merestorasi kawasan pesisir Pantai Utara Jawa (Pantura), lewat Kick Off “Strategi Menuju Pantura Lestari di Rembang, Kamis (16/3/2023).

"Kami melihat upaya Pemprov Jateng yang luar biasa. Dengan kepemimpinan Pak Ganjar, strategi restorasi lingkungan melalui penanaman mangrove, pembuatan tanggul sekaligus melibatkan peran aktif masyarakat mampu berjalan baik. Kami akan terus mendukung langkah ini yang sejalan dengan agenda transisi energi kami," ujar Darmawan.

Ia menjelaskan PLN melakukan restorasi wilayah mangrove melalui penanaman 100 ribu mangrove. Langkah ini guna memitigasi risiko banjir dan abrasi di wilayah sekitar Pantai Utara Jawa khususnya di Pasar Banggi Rembang yang terdampak dari perubahan iklim.

Tanaman mangrove menjadi salah satu penopang pemanasan dari perairan laut.

Dalam kolaborasi ini penanaman mangrove akan dilakukan di lahan seluas 10 hektar ini dibagi menjadi dua tahap, semester 1 dan 2.

Sedangkan bibit mangrove yang digunakan berasal dari pembibitan kelompok tani setempat.

Nantinya, kolaborasi PLN dan Pemprov Jateng ini akan dilanjutkan dengan penanaman mangrove di wilayah lainnya yang masih membutuhkan restorasi tanaman mangrove di mana direncanakan untuk wilayah Pantai Utara Jawa kebutuhannya sekitar 437.860 batang mangrove dengan luas 100 hektar di tahun 2023.

Selain penanaman mangrove, Darmawan menjelaskan PLN menggunakan teknologi pengolahan sisa abu pembakaran batu bara di PLTU atau _Fly Ash Bottom Ash_ (FABA) menjadi beton sebagai bahan baku tetrapod.

Tetrapod ini berfungsi sebagai tanggul sementara dalam menahan terjangan ombak.

"Kami menggunakan FABA ini menjadi tetrapod. Ternyata dengan menggunakan FABA ini, biaya produksi pembuatan tetrapod bisa ditekan hingga 50 persen. Sehingga ini menjadi langkah strategis untuk mempercepat mitigasi abrasi pantai di sepanjang pesisir pantura," tegas Darmawan.

Tetrapod merupakan struktur peredam gelombang laut yang terbuat dari beton. Dalam hal ini beton yang digunakan terbuat dari FABA yang dihasilkan dari PLTU Tanjung Jati B dan PLTU Rembang.

Ia menjelaskan untuk produk tetrapod yang dihasilkan ada dua jenis, yaitu berat 100 kg dan satu ton.

PLN memastikan penggunaan ini juga aman dan tidak akan mencemari lingkungan, karena kualitasnya sudah sesuai dengan standar nasional.

Untuk produk FABA dari PLTU Tanjung Jati B telah lolos pengujian Laboratorium Bahan Konstruksi dari Universitas Sultan Agung dan produk FABA dari PLTU Rembang telah lolos uji laboratorium dari Universitas Diponegoro.

"Komposisi bahan tetrapod yang kami buat sudah paten dan sesuai dengan standar mutu nasional. Selain bisa menghemat biaya produksi juga dapat turut serta menjaga lingkungan sekitar," tambah Darmawan. (*)