TRIBUN-PANTURA.COM, KAJEN - Kerja keras dan ketekunan dalam bekerja berbuah kesusksesan, pemuda bernama Nur Ahmad Salafudin (24) warga Kabupaten Pemalang ini mampu meraih kesuksesan di usia remajanya.
Pemuda lulusan STM jurusan mesin ini dalam kurun waktu tiga tahun, sukses membuka restoran bernama seafood Kepiting Kompromi di berbagai kota yang ada di Jawa Tengah.
Pemilik restoran seafood kepiting kompromi Nur Ahmad Salafudin mengatakan, ia memulai bisnis usai resign dari pekerjaannya, sebagai digital marketing di suatu perusahaan di Pemalang.
"Awalnya, saya sebagai seorang karyawan di salah satu perusahaan digital marketing di Pemalang selama 2 tahun. Sambil belajar di situ, akhirnya memutuskan diri membuka usaha seafood secara online. Waktu itu tahun 2018," kata Udin panggilan akrabnya pemilik restoran seafood kepiting kompromi, Minggu (24/9/2023).
Ditemani anak dan istrinya, ia bercerita di warung Kepiting Kompromi, di Jalan Raya Ambokembang, Gang 9, Desa Ambokembang, Kecamatan Kedungwuni, Kabupaten Pekalongan.
Ia menceritakan, ide membuka restoran khusus seafood ini karena bahan baku seperti kepiting, udang, cumi, dan berbagai jenis kerang sangat melimpah.
Awalnya, pada tahun 2018 ia mulai merintis jualan masakan seafood dengan cara pre order (PO).
"Jadi customer order dulu, baru kita proses barangnya dan antar ke rumahnya customer gitu," imbuhnya.
Selain itu, masakan laut juga banyak peminatnya karena enak dan sehat. Untuk mendukung usahanya, ia banyak bekerjasama dengan nelayan dan petani budidaya untuk memasak kebutuhan bahan baku masakan laut.
"Pemilihan menu seafood karena sangat menguntungkan. Dijelaskan pada 2018 membeli 1 kg kepiting yang berisi enam ekor seharga Rp 45 ribu."
"Bahan itu bisa untuk membuat tiga porsi makanan seafood seharga Rp 100 ribu per porsi. Hal itu merupakan gambaran pendapatan kotornya," imbuhnya.
Kemudian, usaha seafood online itu berlangsung selama enam bulan. Hingga akhirnya, Udin memutuskan untuk membuka warung kecil.
Usahanya itu pun kini menghasilkan 5 Cabang. Yakni di Tegal, Pemalang, Randudongkal, Comal, dan Kedungwuni.
"Karena saya rasa, kalau saya terus terusan nganter satu persatu ke customer, untuk tenaga saya udah enggak bisa lagi. Jadi membuka warung kecil," ucapnya.
Saat disinggung mengenai, kenapa dinamakan kepiting kompromi, Udin menjelaskan, nama tersebut berasal dari ayahnya.