Berita Nasional

Legislator Asal Tegal Ini Desak Kemendikbudristek Bentuk Tim Satgas TPPO Ferienjob di Jerman

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Abdul Fikri Faqih.

TRIBUN-PANTURA.COM, TEGAL - Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Abdul Fikri Faqih mendesak Kemendikbudristek RI membentuk satgas perlindungan korban dan advokasi korban dugaan tindak pidana perdagangan orang (TPPO) berkedok program magang atau ferienjob mahasiswa Indonesia di Jerman.

Fikri mengatakan, banyak mahasiswa yang sudah jadi korban. 

Berdasarkan data ada sebanyak 33 kampus yang terlibat. 

“Banyak mahasiswa yang jadi korban, karena ada 33 kampus yang terlibat. Data lain menyebut 41 kampus sudah mengirim mahasiswanya. Segera bentuk tim satgas untuk pendampingan korban,” kata Fikri, Sabtu (30/3/2024).

Menurut Fikri, modusnya adalah program magang ke Jerman seolah bagian dari program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang baru diluncurkan Kemendikbudristek RI.

Beberapa oknum travel maupun karyawan kampus yang menawarkan kepada mahasiswa dengan iming-iming gaji besar dan konversi nilai SKS.

Tetapi dengan biaya akomodasi mandiri secara tunai maupun pinjaman berjangka waktu.

Terungkap ternyata itu merugikan mahasiswa dan dianggap penipuan, bahkan diduga sebagai TPPO.   

“Kemendikbudristek RI mestinya mengambil alih kasus ini jadi masalah pendidikan dan buat tim untuk menertibkan, bukan langsung menjadi masalah hukum. Apalagi kampus-kampus tersebut masuk dalam jajaran yang bereputasi,” tegasnya.

Fikri menjelaskan, tim satgas tersebut nantinya bertugas untuk mengindetifikasi mahasiswa yang terlanjur berangkat ke Jerman mengikuti ferienjob dari berbagai kampus.

Kemudian menginventarisasi persoalan yang muncul.  

Dari informasi yang terkumpul, mereka dibebani biaya travel dan akomodasi oleh para oknum agen dengan sistem dana talangan dan potong gaji.

"Mahasiswa dipekerjakan dalam kondisi yang tidak sesuai, seperti pekerjaan kasar yang mengakibatkan kelelahan fisik. Bahkan beberapa di antaranya harus dirawat di rumah sakit," ungkapnya. (*)