Berita Batang

Pengusaha Ayam Geprek di Batang Ditemukan Tewas, Ada Bekas Jeratan di Leher

Penulis: dina indriani
Editor: m zaenal arifin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi gantung diri

TRIBUN-PANTURA.COM, BATANG - Warga Dukuh Kuwijan, Desa Wonokerso, Kecamatan Limpung, Kabupaten Batang, digemparkan oleh kabar meninggalnya Wahudin (30), seorang pengusaha ayam geprek.

Wahudin ditemukan tewas di tempat usahanya di Dukuh Diwek, Jumat (29/11/2024) malam.

Kapolres Batang AKBP Nur Cahyo Ari Prasetyo melalui Kasat Reskrim AKP Imam Muhtadi membenarkan kejadian tersebut.

Imam menjelaskan bahwa Wahudin diduga kuat bunuh diri akibat tekanan berat yang dialaminya.

"Iya bunuh diri, motifnya terlilit banyak hutang," tutur AKP Imam, Senin (2/12/2024).

Menurut informasi dari keluarga, peristiwa tragis ini bermula pada Jumat pagi ketika Wahudin berpamitan kepada istrinya untuk pergi ke kawasan Dieng.

Baca juga: Offroad Jelajah Alas Roban 2024 Bakal Digelar Desember Mendatang, Daya Tarik Baru Wisata Batang

Setiap hari Jumat, usaha ayam geprek yang dikelolanya memang libur.

Namun, hingga sore, Wahudin tak kunjung memberi kabar kepada istrinya.

Merasa khawatir, sang istri mencoba menghubungi Wahudin melalui telepon genggam, tetapi tidak mendapat respons.

Ia kemudian memutuskan untuk mendatangi tempat usaha mereka yang berjarak sekitar dua kilometer dari rumah.

Setibanya di lokasi, pintu usaha tersebut terkunci rapat.

Baca juga: Pemkab Batang Luncurkan Aplikasi JEMPOL-TJSP, Ini Fungsinya

Sang istri lantas meminta bantuan orang yang melintas untuk membobol atap seng dari bagian belakang bangunan. 

Setelah berhasil masuk, ia menemukan Wahudin dalam keadaan tak bernyawa, dengan luka bekas jeratan di lehernya.

Jenazah Wahudin kemudian dibawa ke RSUD Kalisari Batang untuk keperluan autopsi.

Berdasarkan hasil pemeriksaan medis, tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan atau penganiayaan pada tubuh korban.

"Hasil autopsi menunjukkan bahwa ini murni kasus bunuh diri, tidak ada indikasi pembunuhan," ujar AKP Imam.

Ia diduga menghadapi tekanan berat akibat utang yang menumpuk.

Kematian Wahudin meninggalkan duka mendalam bagi keluarga, terutama istrinya yang tidak menyangka bahwa tekanan ekonomi membuat suaminya nekat mengakhiri hidup.

Baca juga: Unggul 53,16 Persen Versi Quick Count, Paslon Faiz-Suyono Deklarasi Kemenangan di Pilkada Batang

Kasat Reskrim AKP Imam Muhtadi mengimbau masyarakat untuk tidak segan mencari bantuan ketika menghadapi masalah berat, termasuk tekanan ekonomi.

"Kami mengingatkan warga untuk selalu berbagi keluh kesah dengan keluarga atau orang terdekat, jika merasa tidak mampu mengatasi masalah, ada lembaga yang siap membantu, termasuk konsultasi ke psikolog," pungkasnya. (*)