TRIBUN-PANTURA.COM, BATANG - Wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) yang menyerang hewan ternak di Kabupaten Batang semakin mengkhawatirkan.
Dinas Pangan dan Pertanian (Dinparperta) mengusulkan penutupan sementara Pasar Hewan Limpung untuk mencegah penyebaran PMK.
"Kami telah mengirim nota dinas yang berisi usulan penutupan sementara Pasar Hewan Limpung sebagai langkah antisipasi penyebaran PMK," ujar Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan, Syam Manohara, Senin (13/1/2025).
Pasar Hewan Limpung dikenal sebagai pusat perdagangan ternak terbesar di Batang.
Dalam inspeksi mendadak baru-baru ini, ditemukan 6 hingga 8 sapi yang terjangkit PMK.
Sapi-sapi tersebut berasal dari daerah luar seperti Sukorejo dan Pekalongan.
Baca juga: Wabah PMK Kembali Merebak di Kabupaten Tegal, 61 Kasus Ditemukan hingga Januari 2025
Penutupan pasar di Blora dan Wonogiri telah menyebabkan arus perdagangan ternak berpindah ke Limpung.
"Pasar hewan yang buka satu saja sudah cukup untuk menyebarkan PMK, tinggal tunggu waktu," tambah Syam.
Jika usulan penutupan tidak disetujui, Dinparperta akan memberlakukan screening ketat terhadap ternak yang masuk.
"Ternak yang masuk harus memiliki sertifikat kesehatan hewan atau veteriner," tegasnya.
Hewan yang terindikasi PMK akan langsung ditolak dengan pengawasan ketat bersama Polres Batang.
Data sementara menunjukkan ada 150 ekor hewan ternak terjangkit PMK di Kabupaten Batang dengan tiga kematian.
Baca juga: DKPPP Kota Tegal Tingkatkan Wawasan Bhabinkamtibmas untuk Cegah Penyebaran PMK pada Hewan Ternak
Rinciannya meliputi 15 kambing, 4 domba, dan sisanya sapi. Persoalan ini telah dibahas di tingkat provinsi Jawa Tengah, dan Kabupaten Batang akan menerima bantuan 1.000 hingga 2.000 dosis vaksin untuk periode Februari, Maret, dan April.
Untuk hewan yang terpapar, tindakan isolasi menjadi langkah utama, diikuti dengan penerapan biosecurity oleh peternak.
"Pakaian yang digunakan di kandang harus berbeda dengan pakaian luar," jelas Syam.