Pengamat Pendidikan Ali Formen: Kurikulum Pendidikan di Era New Normal Belum Siap

Pengamat Pendidikan Unnes Ali Formen: Kurikulum Pendidikan di Era New Normal Belum dipersiapkan secara baik

freepik.com
Ilustrasi pendidikan era new normal - Pengamat pendidikan Unnes, Ali Formen, menilai saat ini kurikulum pendidikan era new normal belum disiapkan secara baik. 

TRIBUNPANTURA.COM, SEMARANG - Masa pembelajaran dalam jaringan (daring) di era pandemi Covid-19, bisa dibilang berlangsung dalam sistem pendidikan atau kurikulum yang masih belum siap.

Bahkan, rancangan kurikulum untuk kondisi normal baru atau kenormalan baru (new normal) juga belumlah siap.

Hal itu disampaikan Pengamat Pnndidikan Unnes, Ali Formen PhD.

Menurutnya setelah masuk tahun ajaran baru, dari segi kurikulum dan guru, dihadapkan pada persiapan waktu yang sangat singkat.

"Segi kurikulum, kalau lihat jadwal pembelajarannya kan mulai pukul 07.00."

"Sering, yang dialami di grup sekolah, banyak ketika kemudian dikirimi tugas oleh guru, tugasnya kurang menantang di satu sisi, meski memberi tugas yang sulit juga bukan pilihan," ucapnya kepada Tribun Jateng, Rabu (12/8/2020).

Ali menuturkan, artinya, dalam pemberian tugas harus variatif.

Dosen pada Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Unnes itu menyampaikan pada kurikulum sekarang masih berbasis kertas atau paper base.

"Jadi, kemudian siswa yang cepet-cepetan ketika mengerjakan dan punya waktu istirahat yang cukup panjang."

"Saya kira itu mentalitas yang muncul dalam dunia pembelajaran kita," terangnya.

Dia mengungkapkan, dalam kemampuan mengajar ada variasi kemampuan guru.

Dia tidak sedang menyampaikan, kemampuan satu guru dan yang lain ada yang baik atau tidak, namun hal ini juga bagian dari masalah yang sedang dialami.

"Mungkin akses guru terhadap pengembangan profesi berbeda, timpang bahkan."

"Sehingga muncul pula cara-cara guru memberikan layanan yang juga timpang," tuturnya.

Lulusan program doktor pada Auckland University Selandia Baru itu mencontohkan ada guru yang mampu membuat video, ada pula guru yang tidak mampu membuat video pembelajaran.

"Ada guru yang mampu mengakses platform-platform pembelajaran, ada pula yang tidak mampu mengakses," ungkapnya.

Dia mencontohkan, bila melihat di media sosial, ada beberapa aktivis pendidikan yang menyampaikan pada era revolusi 4.0 dalam dunia pendidikan ibarat kalau pagi guru kirim foto tugas, siang diminta mengirim foto hasil tugas.

"Fenomena itu mungkin tidak hanya terjadi di satu sekolah, tapi mungkin juga terjadi di beberapa sekolah. Itu kayak fenomena gunung es," terangnya.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved