Berita Slawi
Kreatif, Warga Desa Balapulang Wetan Ciptakan Gambar Tiga Dimensi untuk Mempercantik Lingkungan
Ingin memiliki suasana Desa yang nyaman dan lebih berwarna, membuat remaja di Kompleks Musala Al Istiqomah, Desa Balapulang Wetan
Penulis: Desta Leila Kartika | Editor: Rival Almanaf
TRIBUN-PANTURA.COM, SLAWI - Ingin memiliki suasana Desa yang nyaman dan lebih berwarna, membuat remaja di Kompleks Musala Al Istiqomah, Desa Balapulang Wetan, Kecamatan Balapulang, Kabupaten Tegal, berinisiatif membuat gambar 3 dimensi di jalan umum desa sekaligus mewarnai jembatan supaya lebih menarik.
Tidak hanya sekadar membuat gambar dan mewarnai jembatan saja, para remaja ini juga membangun kesadaran masyarakat sekitar dengan mengadakan kegiatan bersih-bersih di sekitar aliran sungai.
Tujuannya, supaya masyarakat lebih peduli dengan kebersihan lingkungan, utamanya untuk tidak membuang sampah sembarangan di sungai.
Saat Tribun-pantura.com mengunjungi lokasi, terlihat beberapa warga sedang melakukan kegiatan kerja bakti.
• Update Virus Corona Hari Ini Minggu 16 Agustus 2020, Bertambah 2.081 Kasus Baru
• Siswa di Batang Jualan Bolang-baling agar Bisa Beli Ponsel untuk Belajar Daring
• Erick Thohir Anggap Lucu Kritik Media Asing yang Membandingkan Penanganan Covid-19 di Indonesia
• Kisah Pilu Mbah Khotim Asal Semarang yang Mampu Ambil Hati Presiden Jokowi
Ada yang sedang membersihkan sampah di aliran sungai, ada yang sedang memasang pernak-pernik 17 Agustusan, ada juga yang membersihkan jalanan dengan selang air supaya gambar 3 dimensi yang sudah dibuat oleh remaja sekitar bisa lebih terlihat.
Salah satu penggiat ide kreatif untuk mewarnai jembatan, Syahrizal Agit (22) mengatakan, untuk awal pengerjaan tentunya Ia dan rekan-rekan sudah meminta izin terlebih dahulu kepada warga.
Setelah mendapat izin mereka baru berani mewarnai jembatan, membuat gambar 3 dimensi di area jembatan, mewarnai di sekitar aliran sungai, membuat patung buaya, dan lain-lain.
Bahkan rencanaya kedepan juga ingin menciptakan taman baca bagi warga sekitar khususnya anak-anak.
Adapun dalam pengerjaannya selama ini, Agit dibantu oleh rekan-rekannya seperti Rival (17), Muhammad Faik Fahrezi (18), dan teman-teman lainnya yang berjumlah kurang lebih 15 orang, bersama warga sekitar.
"Kami mendapatkan biaya untuk membeli cat, hiasan di sekitar jembatan, dan lain-lain itu dari masyarakat sekitar. Jadi kami keliling dari rumah ke rumah, dan alhamdulillah warga sangat antusias dan mau membantu kami. Biaya yang kami peroleh kurang lebih Rp 2 jutaan, ya meski sebenarnya masih ada yang kurang tapi harus kami cukup-cukupi dan alhamdulillah sebagian sudah terealisasi," ujar Agit, pada Tribunjateng.com, Minggu (16/8/2020).
Dikatakan, mulai proses pengerjaan mewarnai dan lain-lain sejak awal Agustus 2020.
Saat ditanya apakah karena bertepatan dengan momen HUT Kemerdekaan RI sehingga muncul ide tersebut? Agit menegaskan tidak sama sekali.
Dalam artian, ide ini muncul memang karena ingin memiliki nuansa yang berbeda saja. Atau suasana yang baru, jadi bukan karena 17 Agustusan.
"Sebelum kami mewarnai dan menggambar 3 dimensi di jembatan yang bernama Kasri ini, kami mencari dulu di google sekiranya motif seperti apa yang cocok untuk diterapkan. Setelah itu langsung dieksekusi oleh remaja sini. Kurang lebih kami membutuhkan waktu sekitar dua minggu untuk menyelesaikan semuanya, dari bagian jembatan, jalan, dan bawah dekat aliran sungai," jelasnya.
Ketika mendatangi lokasi, yang menjadi daya tarik bukan hanya warna-warni di jembatan dan jalannya saja. Tapi juga papan-papan yang sengaja diberi tulisan-tulisan" nyleneh" supaya semakin menarik.