Berita Nasional
Pengasong Khilafah Hubungkan Kerajaan Islam Nusantara - Turki Utsmani, Ini Bantahan Peter Carey
Pengasong Khilafah Hubungkan Kerajaan Islam Nusantara - Turki Utsmani, Ini Bantahan Peter Carey
Penulis: Muhammad Sholekan | Editor: yayan isro roziki
TRIBUNPANTURA.COM, SEMARANG - Beberapa waktu belakangan, beredar informasi mengenai keterlibatan sejarawan asal Inggris, Profesor Peter Carey dalam proyek film Jejak Khilafah dan special guest dalam Talk Show Launching Film Jejak Khilafah tertanggal 2 Agustus 2020 di kanal Youtube Khilafah Channel.
Penulis buku Kuasa Ramalan: Pangeran Diponegoro dan Akhir Tatanan Lama di Jawa 1785-1855 itu menyatakan, informasi tersebut tidak benar.
Belakangan, pengasong khilafah di Indonesia kembali menghubung-hubungkan kerajaan Islam di Nusantara dengan kekhalifahan Turki Utsmani.
• PT KAI Beri Diskon hingga 50 Persen untuk Kereta Ini pada Perjalanan Akhir Pekan, Simak Rinciannya
• Dua Anggota DPRD Banyumas Positif Covid-19, Ini yang Dilakukan Pemerintah Kabupaten
• Liverpool Kehilangan Gelar Juara, Prediksi Super Komputer Hasil Liga Inggris Musim Depan
• Selasai Menanak Nasi Mbah Marniah Lupa Matikan Api di Tungku, Dapur Rumahnya Ludes Terbakar
Menurut Asisten Peneliti Prof. Peter Carey, Christopher Reinhart meluruskan informasi yang diklaim berdasarkan sejarah.
Di mana nama Prof Peter Carey dicatut di dalamnya, menurutnya padahal sama sekali tidak memiliki bukti dokumenter kesejarahan yang valid.
"Tendensi semacam ini, yang ditunjukkan oleh generasi sekarang."
"Tampak seperti bentuk ketidakpercayadiri yang menganggap orang-orang Indonesia masa lampau tidak dapat bertahan dari kolonialisme tanpa bantuan asing," ucapnya kepada Tribunpantura, Jumat (21/8/2020).
Menurutnya, padahal jelas, sejarah yang asli dari negara ini menunjukkan orang-orang Indonesia sendiri.
"Dan perjuangannya adalah faktor yang membuat Indonesia dapat bertahan melewati penjajahan Eropa maupun Jepang."
"Hingga akhirnya mendeklarasikan kemerdekaan yang penuh pada 17 Agustus 1945," tuturnya.
Untuk melengkapi bukti tersebut, dia menyampaikan bukti penelitian sejarah yang menyatakan tidak adanya hubungan antara Utsmaniyah dan Jawa.
"Pada tanggal 16 Agustus 2020, Prof Carey mengirimkan surel kepada ahli sejarah hubungan Utsmaniyah-Asia Tenggara, Dr Ismail Hakki Kadi, yang dibalas pada tanggal 18 Agustus 2020 perihal klaim-klaim yang tersebut di atas," ucapnya.
Pokok pemikirannya adalah sebagai berikut yakni tidak ada bukti pada dokumen-dokumen di Arsip Turki Utsmani yang menunjukkan ‘negara’ Islam pertama di Jawa, Kesultanan Demak (1475–1558), utamanya raja pertamanya, Raden Patah (bertakhta, 1475–1518), memiliki kontak dengan Turki Utsmani.
"Kesultanan yang ada di Pulau Jawa tidak dianggap sebagai vassal atau naungan Turki Utsmani, termasuk juga bukan wakil sultan-sultan Utsmani di Jawa," tegasnya.
Dia menyampaikan, tidak ada bukti yang menunjukkan, terdapat hubungan antara Turki Utsmani dan Kesultanan Yogyakarta (didirikan 1749) dalam hal hierarkhi.