Berita Jateng
Genjot Partisipasi Pemilih, DPRD Jateng Minta KPU dan Paslon Lebih Kreatif
Partisipasi pemilih pada Pemilihan Kepala Daerah (pilkada) serentak 2020 dikhawatirkan tidak sesuai ekspektasi lantaran pesta demokrasi kali ini.
Penulis: mamdukh adi priyanto | Editor: Rival Almanaf
TRIBUN-PANTURA.COM,SEMARANG - Partisipasi pemilih pada Pemilihan Kepala Daerah (pilkada) serentak 2020 dikhawatirkan tidak sesuai ekspektasi lantaran pesta demokrasi kali ini diadakan saat pandemi Covid-19.
Untuk itu, Komisi A (Bidang Pemerintahan) DPRD Jawa Tengah meminta agar Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan peserta pilkada atau pasangan calon bisa berkreatifitas untuk menarik masyarakat agar datang ke tempat pemungutan suara (TPS) pada Desember 2020 mendatang.
"Data kami, di pilkada biasanya jumlah pemilih 60 persen. Berbeda dengan pileg, pilpres yang bisa sampai 70 persen lebih. Kami harap partisipasi di pilkada sama atau melebihi saat pileg atau pilpres," kata Ketua Komisi A, Mohammad Saleh, Minggu (30/8/2020).
Perbedaan saat pilkada dan pilpres atau pileg yakni di TPS. Saat pilpres dan pileg terdapat TPS di luar daerah atau bahkan luar negeri.
• Permudah Siswa Belajar di Rumah Indosat Ooredoo Luncurkan Paket Bebas Akses 300 Platform e-Learning
• Ramaikan Muharam, Warga Pesisir Kendal Larung Sesaji Kepala Kambing hingga Jajanan
• Bawaslu Wanti-Wanti Jangan Ada Pendukung Berjubel Saat Pendaftaran Calon Pilwakot Semarang 2020
Kondisi tersebut berbeda saat pilkada yang di dalam Undang Undang tidak mengatur pendirian TPS di luar daerah/ negeri.
Saleh mengungkapkan, masyarakat Jateng banyak menjadi kaum urban di kota- kota besar. Beberapa merantau hingga luar Jawa dan negeri.
"Yang nggak bisa pulang. Ya nggak nyoblos. Bikin TPS di Jakarta untuk warga Semarang kan nggak bisa, tidak diatur dalam Undang Undang," ujarnya.
Meskipun demikian, saat pandemi ini, di saat perkuliahan belum mulai, para mahasiswa yang biasanya merantau di luar kota, saat ini berada di kampung halamannya.
Mereka yang merupakan pemilih pemula atau milenial diharapkan bisa mendongkrak persentase jumlah pemilih saat pilkada besok.
"Oleh karena itu, untuk menggenjot partisipasi pemilih, dibutuhkan kreatifitas agar masyarakat bisa datang. Ini juga sudah menjadi bahan evaluasi partai- partai. Ada strategi di masa pandemi, tidak bisa konvesnional seperti zaman dulu," ucap politikus Partai Golkar Jateng ini.
• Alumni Akabri 89 dan Lanal Tegal Bagikan 1000 Sembako untuk Masyarakat Pesisir Brebes
• Daftar Paslon yang Diusung PKS di 16 Daerah di Jateng
• Per 1 September di Objek Wisata Guci Terapkan Layanan E-Ticketing
Selain itu, aturan tidak diperbolehkannya kampanye terbuka juga membuat ruang gerak paslon atau parpol untuk menarik minat massa semakin sempit.
Namun demikian, Soleh menuturkan kondisi tersebut bisa diantisipasi dengan kecanggihan teknologi. Dimana pertemuan- pertemuan virtual bisa dilakukan melalui aplikasi daring atau melalui media online.
"Wong dalam kondisi normal saja (pemilih) 60 persen, kira- kira kalau pandemi bisa kurang atau justru tambah. Ini harus ada suatu kreatifitas. Jika gunakan teknologi, sasar anak muda agar tergerak hatinya untuk nyoblos," imbuhnya.(mam)