Berita Slawi
Pasar Trayeman Slawi Ditutup Karena Jadi Klaster, Pedagang Keluhkan Kerugian Hingga Rp 1 Juta
Penutupan sementara operasional Pasar Trayeman Slawi selama tiga hari pada Sabtu-Minggu kemarin, disesalkan sayuran.
Penulis: Desta Leila Kartika | Editor: Rival Almanaf
TRIBUN-PANTURA.COM, SLAWI - Penutupan sementara operasional Pasar Trayeman Slawi selama tiga hari pada Sabtu-Minggu kemarin, disesalkan sayuran.
Hal ini, karena sebagian besar barang dagangannya busuk sehingga tidak layak untuk dijual kembali.
Adapun beberapa sayuran yang didapati busuk setelah tiga hari pasar ditutup yaitu kol, tauge, kentang, dan tomat.
Keluhan tersebut, disampaikan oleh salah satu pedagang sayur di Pasar Trayeman yang barang dagangannya busuk, Khotimah (46).
• Kelas dan Asrama Pondok Pesantren Ibnu Sirin Tegal Dilalap Si Jago Merah
• Ganjar Marahi Pengunjung Kantin DPRD Karena Tak Jaga Jarak, Ketua Dewan: Nggak Usah Marah Berlebihan
• Persis Solo Tak Tahu Kapan Mulai Latihan untuk Liga 2 Sebagai Dampak Pandemi
• Pulang Pendidikan dari Bali, 11 Prajurit TNI Dinyatakan Positif Covid-19
Sambil memilah sayuran yang busuk dan masih bisa dijual, Khotimah mengungkapkan, ia sudah menyiapkan barang dagangan sejak Jumat (18/9/2020) untuk stok berjualan hari Sabtu (19/9/2020).
Namun, ia dan pedagang lain yang sama-sama berjualan sayuran, tidak mengetahui kalau ternyata pasar akan ditutup selama tiga hari.
Alhasil, sayuran yang sudah mereka siapkan untuk dijual busuk dan menyebabkan kerugian.
"Saya sudah belanja sayuran untuk dagangan hari Sabtu, dan itu belum ada info misal pasar akan ditutup selama tiga hari."
"Ya akhirnya hari ini saya cek sayuran saya pada busuk, seperti kol, tauge, kentang, tomat, kerugiannya cukup lumayan, apalagi sedang pandemi corona seperti sekarang ini," ungkap Khotimah, pada Tribun-Pantura.com, Selasa (22/9/2020).
Ditanya berapa total kerugian yang ia alami, Khotimah merinci untuk sayur kol kerugian sekitar Rp 300 ribu.
Sedangkan tauge modal awal Rp 500 ribu, dan tomat kerugian Rp 200 ribu.
Jadi jika ditotal kerugian yang dialami oleh Khotimah sekitar Rp 1 juta.
"Harapannya ya semoga semua pedagang, pembeli, atau siapapun yang biasa beraktivitas di Pasar Trayeman bisa mematuhi misal ada aturan terutama protokol kesehatan."
"Karena kalau sampai ditutup lagi, kan kita semua sebagai pedagang juga yang rugi, ya semoga tidak akan terulang lagi," harapnya.
Diberitakan sebelumnya, dua orang pedagang yang terkonfirmasi positif Covid-19 ditemukan usai Dinas Kesehatan Kabupaten Tegal, melakukan pemeriksaan spesimen swab kepada 69 orang pedagang, pegawai pasar, dan pengunjung pasar di Pasar Trayeman hari Rabu (8/9/2020) dan Kamis (9/9/2020) lalu.