Berita Tegal
Kisah Nenek 92 Tahun di Tegal Tetap Produktif Sebagai Perajin Batik di Masa Pandemi Covid-19
Seorang nenek perajin batik di Kota Tegal, tetap produktif di tengah pandemi Covid-19 meski usianya sudah di atas 90 tahun.
Penulis: Fajar Bahruddin Achmad | Editor: Rival Almanaf
Ia mengatakan, banyak teman-temannya berhenti membatik di usia tua karena tangannya gemetaran saat memegang canting.
"Di sini tinggal saya saja. Tidak ada lagi. Dulunya banyak, ada juga yang sudah meninggal dunia," katanya.
Kalimah mengatakan, ia membatik sejak 67 tahun yang lalu, tepatnya sejak berusia 25 tahun.
Ada lima motif batik tulis yang bisa dibuatnya.
• Prakiraan Cuaca di Wilayah Kendal Minggu 4 Oktober 2020, Waspadai Angin Kencang Pagi hingga Sore
• Setelah Positif Covid-19 Presiden Amerika Serikat Donald Trump Kini Kesulitan Bernapas
• Awas Genuk Semarang Rawan Curanmor, Hati-hati saat Parkir Sepeda Motor Mu
• Jatuh Bangun Perajin Ganjel Truk Alas Roban Batang, Justru Tidak Terpengaruh Pandemi Covid-19
Dari batik jamuran, batik galaran, batik gribigan, batik beras mawur, hingga batik cempaka putih.
Menurut Kalamah, biasanya pesanan datang dari orang- orang yang hendak menikah dan sunat.
Ia sendiri hanya melayani dua jenis pesanan, batik dalam bentuk tapih dan sarung.
"Harga satu batik Rp 350 ribu. Tapi khusus tapih dengan motif batik cempaka putih harganya Rp 400 ribu," ungkapnya. (fba)