Berita Batang
Jatuh Bangun Perajin Ganjel Truk Alas Roban Batang, Justru Tidak Terpengaruh Pandemi Covid-19
Tumpukan kayu memenuhi gubuk kecil yang ada di salah satu sudut Jalan Pantura Batang-Kendal.
Penulis: budi susanto | Editor: Rival Almanaf
TRIBUN-PANTURA.COM, BATANG - Tumpukan kayu memenuhi gubuk kecil yang ada di salah satu sudut Jalan Pantura Batang-Kendal.
Di gubuk kecil tersebut, seorang pria nampak sibuk mengolah potongan kayu menggunakan alat pertukangan.
Ia terlihat fokus mengubah potongan kayu menjadi pengganjal roda truk berbentuk segitiga.
Konsentrasi pria bernama Nahrowi itu tak tergoyahkan, meski raungan mesin kendara yang melintas memekakan telinga.
• Terlilit Utang untuk Biayai Anak Sekolah, Pria Ini Nekat Mencuri Motor
• Perdagangan Anak di Banyumas Dibongkar Polisi, Korbannya Tidak Cuma Satu Orang
• Gadis 19 Tahun Diperkosa Paman, Diancam Dibunuh Jika Melapor
Gubuk kecil tempat Nahrowi, menjadi satu di antara tempat pembuatan penganjal roda truk dari kayu atau sering disebut warga lokal sebagai "ganjel truk" yang masih tersisa.
Di sela-sela kesibukannya, Nahrowi menjelaskan sudah membuat ganjel truk dari tahun 2009 silam.
Ia juga menerangkan pengrajin ganjel truk lambat laun mulai ditinggalkan oleh warga di sekitar wilayah Alas Roban Pantura Batang-Kendal.
"Padahal dulu banyak yang membuat, tapi sekarang hanya sekitar 11 orang," katanya saat ditemui Tribun-Pantura.com, Sabtu (3/10/2020).
Dilanjutkannya, beberapa pengrajin sudah berumur, dan tidak ada yang menerus membuat ganjel truk.
"Yang muda-muda ya milih kerja pabrik atau merantau. Mungkin pabrik dianggap lebih menjanjikan," paparnya.
Menurut Nahrowi, pengrajin ganjel truk dari Batang menjadi pemasok ke beberapa wilayah di Pulau Jawa hingga Sumatra.
"Di Jateng adanya ya di sini, bahkan ganjel truk dari sini dikirim ke Sumatra. Kalau di Batang harganya Rp 15 ribu, di Sumatra bisa sampai Rp 150 ribu," katanya.
Nahrowi menjelaskan, ganjel truk yang ia buat berbahan dasar kayu dari pohon nangka dan mangga.
"Dari dulu bahan dasarnya kayu pohon nangka dan mangga. Kayu tersebut juga kuat, bahkan bisa bertahan bertahun-tahun," ucapnya.
Setiap hari, Nahrowi bisa membuat puluhan ganjel truk untuk memasok beberapa warung di sepanjang jalur Pantura Batang.