Berita Batang
Pemkab Batang Berencana Manfaatkan Peternakan Lebah di Banyuputih Jadi Lokasi Wisata
Peternakan lebah penghasil madu di Desa Kedawung, Kecamatan Banyuputih, Kabupaten Batang jadi sorotan Pemkab Batang.
Penulis: budi susanto | Editor: Rival Almanaf
TRIBUN-PANTURA.COM, BATANG - Peternakan lebah penghasil madu di Desa Kedawung, Kecamatan Banyuputih, Kabupaten Batang jadi sorotan Pemkab Batang.
Selain jadi simbol Kabupaten Batang, potensi madu dari peternakan lebah di Desa Kedawung juga sudah dikenal di kancah nasional.
Jika di daerah lain para peternak lebah lebih memilih membudidaya lebah berjenis Apis Milifera, di Desa Kedawung lebih condong ke jenia lebah Apis Cerena atau lebah Jawa.
• Pasca Aksi Penolakan UU Cipta Kerja di Depan Gedung DPRD Jateng, Begini Respon Fraksi PKS
• Setelah Ditutup karena Ada Pegawai yang Positif Covid-19, Kini Disdukcapil Blora Telah Dibuka
• Kisah Pemetik Teh di Batang yan Tetap Bersyukur Meski Terima Upah Minim
Pasalnya jenis lebah Apis Cerana lebih mudah diternak secara tradisional dalam kotak sarang buatan yang dipasang dihutan.
Koloni lebah jenis Apis Cerena bisa menghasilkan madu sebanyak 2-5 kilogram dalam satu kotak sarang, dan bisa dipanen sebanyak 3 kali pertahun.
Dikatakan Jasman Ketua Kelompok Tani Hutan (KTH) Alam Roban, Deda Kedawung, menjelaskan, di Desa Kedawung ada 40 peternak lebah.
"Namun yang ikut dalam KTH Alam Roban hanya 17 orang, dan hampir semua peternak produktif," katanya, Kamis (8/10/2020).
Dilanjutkannya, panen madu yang dilakukan oleh peternak di Desa Kedawung dimulai pada bulan Agustus hingga Desember.
"Kalau dihitung awal proses peletekan sarang di hutan hingga panen, hanya memakan waktu selama empat bulan," jelasnya.
Ia menjelaskan, tak perlu modal banyak untuk menjadi peternak lebah, karena Desa Kedawung menjadi ekosistem lebah.
"Kami hanya memasang kotak sarang buatan dengan penjang 40 sentimeter, lebar 35 sentimeter, dan tinggi 25 sentimeter di hutan. Nantinya koloni lebah akan datang dan bersarang di kotak buatan itu," jelasnya.
Menurutnya, satu sarang bisa menghasilkan 15 botol berukuran 460 mililiter dengan harga jual Rp 150 ribu per botolnya.
"Setiap kali panen untuk satu sarang bisa dapat Rp 1,5 juta, sangat menjanjikan, apa lagi pembeli sudah ada, karena kami pasarkan lewat medsos dan toko online," paparnya.
• Jokowi Minta 40 Aturan Turunan UU Cipta Kerja Dirampungkan Dalam Sebulan, Meski Deadline 3 Bulan
• Berikut Prakiraan Cuaca BMKG di Pekalongan Raya, Kamis 8 Oktober 2020
• Tilik Bukan Sekadar Film Bagi Bupati Batang Wihaji, Kegiatan Itu Bisa Menjaring Keluhan Warga
Sementara itu, Bupati Batang Wihaji, saat mengunjungi para peternak lebah di Desa Kedawung, mengatakan, lebah jadi simbol Kabupaten Batang, dan jadi pembangkit perekonomian masyarakat.
"Selain jadi simbol Batang, adanya peternak lebah jadi pendorong UMKM, apalagi dengan produk khasnya yaitu madu hutan," ucapnya usai mencoba madu dari Desa Kedawung.
Ia menambahkan, potensi Desa Kedawung lewat peternakan lebah hutan, bisa dikembangkan menjadi wisata.
"Kami akan terus mendukung perkembangan potensi di wilayah Batang, tak terkecuali di Desa Kedawung. Mungkin ke depan peternakan lebah di sini bisa lebih didorong untuk dijadikan obyek wisata khas Kabupaten Batang," tambahnya. (bud)