Berita Sragen

11 Tahun Ervan Hilang, Kembali Bertemu Keluarganya di Sragen karena Iseng Buka Google Street View

Ervan Hilang di Jakarta 11 Tahun Lalu, Kembali Bertemu Keluarga karena Iseng Buka Google Street View

Penulis: Agus Iswadi | Editor: yayan isro roziki
Tribunpantura.com/Agus Iswadi
Ervan dan Suparno, ayah dan anak, yang kembali bertemu setelah terpisah 11 selama tahun. Keduanya ditemui wartawan Tribunpantura.com di Sragen, Minggu (11/10/2020). 

TRIBUNPANTURA.COM, SRAGEN - Ervan Wahyu Anjasworo (16) akhirnya bertemu dengan keluarganya di Sragen, setelah sempat 11 tahun terpisah.

Ervan yang saat itu berusia 5 tahun terpisah dengan orangtuanya di Kemayoran, Jakarta Pusat.

Upaya untuk bertemu keluarga selama bertahun-tahun, akhirnya membuahkan hasil. Bermula karena keisengannya membuka Google Street View.

Update Covid-19 Banyumas: 624 Kasus Positif, 349 Pasien Sembuh, 14 Orang Meninggal Dunia

Selamatkan Ibu dari Perkosaan Bocah 9 Tahun Tewas Mengenaskan, Pelaku Ditembak Polisi 3 Kali

Depay dan Wijnaldum Dipaksa Koeman ke Barcelona pada Januari 2021

Forkopimda Kota Tegal Bersepeda Sekaligus Patroli Protokol Kesehatan

Google Street View menuntut pada kenangan semasa kecilnya di Pasar Gonggang, Kecamatan GNrampal, Kabupaten Sragen.

Semasa ia kecil, Ervan sering bersama neneknya berbelanja di pasar tersebut.

Hal itulah kenangan yang selalu dingatnya selama masa pencarian bertemu dengan keluarga.

Pasalnya, hanya itu kenangan yang masih lekat dalam ingatannya selama terpisah dengan Keluarga.

Hingga akhirnya Ervan dapat dipertemukan dengan ayahnya, Suparno (39), belum lama ini.

Dia mengatakan, saat itu dirinya memanfaatkan komputer di tempat pelatihan kerja untuk mencari alamat Pasar Gonggang dan melihat kondisi pasar melalui mesin pencarian Google Street View.

"Awalnya saya tidak tahu rumah saya dimana. Ingatnya hanya Pasar Gonggang aja. Setelah tahu alamatnya, saya catat terus saya berikan kepada ketua panti."

"Akhirnya diberikan alamat itu ke TKSK di Sragen dan Solo. Selang seminggu akhirnya ketemu," katanya kepada Tribunpantura.com saat ditemui di kediaman neneknya daerah Panurejo RT 18/6 Desa Kedungupit, Kecamatan/Kabupaten Sragen, Minggu (11/10/2020).

Setelah itu, dirinya disodori foto oleh pihak balai.

Baik itu foto kondisi rumah nenek, foto orang tua dan fotonya semasa kecil.

Dengan melihat foto-foto tersebut, akhirnya memori kenangan lamanya muncul kembali dan Ervan memastikan foto tersebut merupakan orang tuanya dan kampung halamannya.

Petemuan Ervan dengan keluarganya akhirnya terwujud pada Senin (5/10/2020).

Ervan mengungkapkan, saat pertama kali bertemu ayahnya, dia langsung memeluknya dan berbincang banyak.

"Rasanya bahagia, campur, sedih juga. Tidak menyangka juga bisa bertemu lagi. Setelah 11 Tahun terpisah," ungkapnya.

Ervan menceritakan, selama terpisah dengan keluarga sempat hidup di jalanan bersama pengamen selama dua tahun.

Kesehariannya dihabiskan dengan mengamen bersama rombongan pengamen, berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya.

Baik di wilayah Jakarta, Bogor bahkan Solo dan beberapa kota lainnya. Mulai dari mengamen di warung, bus dan pinggir jalan.

Hingga dirinya mulai menata hidup saat berada di dinas sosial, panti asuhan dan tempat pelatihan kerja di daerah Bogor.

Sebelum berada di tempat pelatihan kerja, Ervan sempat diasuh oleh tiga orang.

Dirinya pun masih ingat nama tiga orang itu. Saat itu dirinya sempat di sekolahkan dan didaftarkan di pondok pesantren.

"Pertama Pak RT, almarhum Cipluk Surya di Parung Bogor, kedua Mbah Elie Martatit di Cilandak Bogor dan Wiwit di Kota Bogor," kenang laki-laki kelahiran 20 Oktober 2003 itu.

Saat bertemu setelah berpisah lama dengan anak pertamanya itu, Suparno lantas mengenali anaknya dari raut mukanya.

Meski ada perbedaan secara fisik setelah 11 tahun berpisah.

Dirinya bersama pegawai Dinas Sosial Sragen berangkat menemui anaknya di Bogor pada Minggu (4/10/2020).

"Rasanya bahagia. Nanti rencananya mau disekolahkan lagi," terangnya.

Dia menuturkan sejak merantau ke Jakarta pada 2000-2001 lalu, Ervan memang kerap diasuh neneknya semasa kecil.

Hingga akhirnya dia memutuskan mengajak Ervan untuk liburan di Jakarta pada 2009 lalu.

"Saat itu umurnya enam tahun menginjak tujuh tahun. Pas ngembalikan gambot, ketemu orang (pengamen)."

"Dibilangin kalau pulang lewat sini, namanya anak kecil kan ngikut. Setelah itu tidak bertemu lagi," terangnya.

Sejak Ervan hilang, Suparno sempat melaporkan kejadian itu ke kepolisian daerah setempat.

Namun urung membuahkan hasil, hingga akhirnya dipertemukan kembali dengan putranya itu beberapa hari lalu. (ais).

Ratusan Warga Kampung Trangkil Baru Gunungpati Semarang Terancam Kehilangan Tempat Tinggal

Winger PSIS isi waktu libur latihan menjadi pelatih SSB di kampung halaman

Update Virus Corona Karanganyar 11 Oktober 2020, Kecamatan Karanganyar Tertinggi Kasus Covid-19

Iskindo Jateng Sebut Nelayan Kecil Terancam dalam Omninus Law UU Cipta Kerja

Sumber: Tribun Pantura
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved