Berita Viral
Polisi Berseragam Pukul Polisi Berpakaian Preman saat Demo UU Cipta Kerja, Begini Konfirmasi Polri
Viral di media sosial polisi sabhara justru memukul perwira polisi intel brimob saat mengamankan aksi demo penolakan UU Cipta Kerja.
TRIBUN-PANTURA.COM, JAKARTA - Viral di media sosial polisi sabhara justru memukul perwira polisi intel brimob saat mengamankan aksi demo penolakan UU Cipta Kerja.
Dalam video tersebut polisi berseragam sabhara disebut memukul seorang perwira polisi.
Lantas anggota perwira tersebut balas memukul anggota sabhara sembari berteriak "perwiraku itu!"
Baca juga: 150 Akseptor Mendapatkan Layanan KB Gratis di Kabupaten Tegal
Baca juga: Pamit Mancing Jalan Kaki, Pulang Kendarai Sepeda Motor, Tak Lama Warga Kebumen Ini Ditangkap Polisi
Baca juga: BREAKING NEWS: Sebuah Mobil Terbakar di Sukoharjo, di Dalamnya Terdapat Mayat Perempuan
Baca juga: Bek Muda PSIS Semarang Cetak Gol Bersama Timnas U-19 di Kroasia, Begini Prosesnya
Keduanya kemudian dilerai anggota polisi yang lain.
Menanggapi video yang viral tersebut, Markas besar kepolisian RI mengklarifikasi.
Sebelumnya dinarasikan dalam video tersebut perwira tinggi Polri menyamar menjadi mahasiswa saat unjuk rasa menolak Omnibus Law UU Cipta Kerja di Jambi pada Selasa (20/10/2020).
Karo Penmas Humas Polri Brigjen Awi Setyono mengaku mahasiswa yang ditangkap itu bukanlah perwira tinggi polri yang menyamar menjadi mahasiswa.
"Terkait video viral di medsos yang mengatakan bahwa PA Brimob menyamar sebagai mahasiswa dan ditangkap oleh polisi lalu kena pukul personel Sabhara adalah tidak benar," kata Awi kepada wartawan, Rabu (21/10/2020).
Menurutnya, seseorang yang menggunakan baju almamater berwarna hijau yang ditangkap oleh polisi merupakan mahasiswa.
"Yang ditangkap menggunakan baju almamater hijau (kampus Unbari). Saat kejadian adalah benar benar mahasiswa. Mahasiswa tersebut dibawa PA intel Brimob," ungkapnya.
Dijelaskan Awi, mahasiswa tersebut ditangkap karena melakukan anarkis melawan petugas saat diamankan.
Sebaliknya, insiden keributan antara PA intel Brimob dengan personel Sabhara saat tengah membawa mahasiswa itu hanya salah paham.
"PA (baju preman) tersebut yang amankan mahasiswa menghalang halangi anggota sabhara yang mau memukul mahasiswa. Makanya ada salah paham dikit di lapangan, tapi sudah clear setelah tahu yang bawa mahasiswa adalah PA Intel Brimob," tandasnya.
Untuk diketahui, insiden cekcok antara anggota Brimob berpakaian preman dan anggota Sabhara saat pengamanan aksi unjuk rasa menolak Omnibus Law UU Cipta Kerja viral di media sosial. Kejadian itu diketahui di Jambi pada Selasa (20/10/2020).
Keributan itu bermula saat anggota Brimob yang menggunakan pakaian preman itu menangkap seorang mahasiswa beralmamater hijau.
Saat digiring oleh polisi, mahasiswa itu dipukuli oleh anggota Sabhara.
Namun tidak terduga, personel Brimob yang berpakaian preman membawa mahasiswa itu marah dan memukul kembali anggota Sabhara yang memukul mahasiswa tersebut.
Dalam video itu, anggota Sabhara itu dipukul hingga tersungkur ke tanah.
Keributan itu pun dilerai oleh sejumlah personel yang bertugas.
Baca juga: Tubuhnya Ditutupi Plastik Seusai Terlibat Kecelakaan di Semarang, Pemotor Ini Dikira Meninggal Dunia
Baca juga: Berkali-kali Kabur dari Ruang Isolasi, Pemulung Positif Covid-19 Repotkan Tenaga Medis
Baca juga: Pasien Covid-19 Kabur dan Berbaur dengan Massa Aksi Penolak UU Cipta Kerja
Baca juga: Pasien Covid-19 Kabur dan Berbaur dengan Massa Aksi Penolak UU Cipta Kerja
Dalam video itu, terdengar pula anggota Brimob berpakaian preman itu sempat memarahi anggota Sabhara yang memukul mahasiswa tersebut.
"Makanya bilang dong darimana," kata salah satu personel polisi saat melerai anggota Brimob berpakaian preman yang marah sebagaimana video viral di media sosial.
"Padahal sudahku bilang, perwira dia itu jangan dipukuli," saut anggota Brimob berpakaian preman tersebut.
"Saya tidak tahu komandan," jawab anggota Sabhara yang dipukul oleh anggota Brimob tersebut. (*)