Penanganan Corona

Sudah 161 Dokter Meninggal Dunia karena Covid-19, Tim Mitigasi IDI Minta Masyarakat Waspadai Ini

Sudah 161 Dokter Meninggal Dunia karena Covid-19, Tim Mitigasi IDI Minta Masyarakat Waspadai Ini

shutterstock
Ilustrasi dokter - Tim Mitigasi IDI menyebut, hingga kini terdapat total 161 dokter meninggal karena Covid-19, termasuk di antaranya adalah 9 dokter gigi. 

TRIBUNPANTURA.COM, JAKARTA - Tim Mitigasi IDI mengumumkan pembaruan data tenaga medis yang wafat akibat Covid-19.

Dari Maret hingga penghujung Oktober 2020, terdapat total 161 petugas medis yang wafat akibat terinfeksi Covid-19.

Rinciannya, terdiri dari 152 dokter dan 9 dokter gigi.

Sementara, 152 dokter yang wafat tersebut terdiri dari 82 dokter umum (4 guru besar), dan 68 dokter spesialis (6 guru besar).

Baca juga: Ayat Siluman UU Cipta Kerja, Pengamat Hukum: Proses Ugal-ugalan, Tujuan Buruk Halalkan Segala Cara

Baca juga: Wihaji Tanggung Biaya Pengobatan Balita Oktavia yang Tercebur Panci Air Panas, Khusus Ganti Perban

Baca juga: Lerai Keributan, Polisi Ditembak hingga Kritis, Pelaku Mengaku Dipecat Brimob karena Lawan Komandan

Baca juga: Guru Ngaji Menghilang setelah Maulid, Ditemukan Mengambang di Sumur Rumah, Suami Curiga Air Berbau

Serta 2 residen yang berasal dari 18 IDI Wilayah (provinsi) dan 69 IDI Cabang (Kota/Kabupaten).

Berikut data kematian dokter per propinsi:

  • Jawa Timur 33 dokter
  • Sumatra Utara 23 dokter
  • DKI Jakarta 24 dokter
  • Jawa Barat 12 dokter
  • Jawa Tengah 10 dokter
  • Sulawesi Selatan 7 dokter
  • Banten 6 dokter
  • Bali 5 dokter
  • Kalimantan Selatan 4 dokter
  • DI Aceh 4 dokter
  • Riau 4 dokter
  • Kalimantan Timur 4 dokter
  • Sumatra Selatan 3 dokter
  • Kepulauan Riau 2 dokter
  • DI Yogyakarta 2 dokter
  • Nusa Tenggara Barat 2 dokter
  • Sulawesi Utara 2 dokter
  • Papua Barat 1 dokter
  • Sumatra Barat 1 dokter
  • Bengkulu 1 dokter
  • Dan masih ada dua dokter menunggu verifikasi.

Dr Adib Khumaidi, SpOT - Ketua Tim Mitigasi PB IDI mengatakan, aktifitas masyarakat khususnya pada libur akhir pekan (long weekend) yang padat dan sebagian besar mengabaikan protokol kesehatan, akan berpotensi memicu lonjakan kasus Covid-19

Ini akan terlihat dalam kurun waktu sekurang-kurangnya 2 (dua) minggu mendatang.

"Pada libur akhir pekan panjang seperti sebelumnya pada periode bulan Mei terjadi lonjakan kasus 41 persen dan bulan agustus sebesar 21 persen dengan peningkatan rata-rata tes perorangan sepekan sebesar 20 persen."

Menurut dia, yang perlu diwaspadai terutama adalah OTG (Orang Tanpa Gejala) yang berpotensi menularkan pada orang lain tanpa disadari.

"Liburan meningkatkan mobilitas manusia, semakin tinggi mobilitas akan meningkatkan transmisi virus."

"Kami meminta masyarakat untuk sabar, sadar dan mempunyai daya juang dalam upaya-upaya penanganan Pandemi Covid ini dengan berpartisipasi aktif melakukan testing Covid agar dapat melindungi dirinya sekaligus juga orang disekitar," pungkas dr. Adib. (*)

Baca juga: Polda Jateng Bagikan 7,2 Juta Masker Selama Operasi Zebra, Dirlantas: Tak Ada Penindakan

Baca juga: Realisasi Investasi di Jateng Capai Rp37,53 Triliun Per Januar-September 2020, Ini Rinciannya

Baca juga: Proyek GOR Indoor Batang Senilai Rp13,6 Miliar Molor, PPK: Terlambat, Progresnya Baru 24 Persen

Baca juga: Derita Nelayan Tradisional Pantura, Sering Ditangkap karena Tak Tahu Telah Melanggar UU Perikanan

Sumber: Tribun Pantura
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved