Bisnis dan Keuangan

Resmi, Indonesia Masuk Jurang Resesi, Ini Dampak yang akan Dirasakan Masyarakat

Resmi, Indonesia Masuk Jurang Resesi, Ini Dampak yang akan Dirasakan Masyarakat. Berikut Pemaparan Ekonom INDEF

shutterstock
Ilustarsi resesi karena pandemi Covid-19. 

TRIBUNPANTURA.COM, JAKARTA - Indonesia resmi masuk jurang resesi setelah dalam dua kuartal pertumbuhan ekonomi alami minus.

Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Bhima Yudhistira Adhinegara, membeberkan beberapa dampak yang mungkin terjadi di masyarakat setelah Indonesia masuk jurang resesi.

Pertama, kata dia, akan terjadinya penurunan pendapatan di kelompok masyarakat menengah dan bawah secara signifikan.

Baca juga: Indonesia Siap-siap Resesi, Sri Mulyani Proyeksi Ekonomi Kuartal III Minus 2,9 Persen

Baca juga: Duduk Perkara Pencopotan Dandim 0736/Batang, dari Laporan Ayu Intan hingga Warga Duduki Makodim

Baca juga: Dewan Pengupahan Kudus Sepakati UMK 2021 Naik 3,27 Persen, Hatorpo Punya Keinginan Ini

Baca juga: Daftar 10 Negara yang Sudah Terjun ke Jurang Resesi Ekonomi, Bagaimana dengan Indonesia?

Hal ini akan menimbulkan orang miskin baru.

“Selain itu, desa akan jadi tempat migrasi pengangguran dari kawasan industri ke daerah-daerah karena gelombang PHK massal,” ujar Bhima kepada Kompas.com, Kamis (5/11/2020).

Selanjutnya, kata Bhima, angkatan kerja baru makin sulit bersaing karena lowongan kerja menurun.

Sementara itu, perusahaan kalaupun lakukan rekruitment akan prioritaskan karyawan lama yang sudah berpengalaman.

“Masyarakat cenderung berhemat untuk membeli barang sekunder dan tersier."

"Fokus hanya pada barang kebutuhan pokok dan kesehatan,” kata dia.

Dampak lainnya, yakni meningkatnya konflik sosial di masyarakat karena ketimpangan semakin lebar.

“Orang kaya bisa tetap survive selain karena aset masih cukup juga karena digitalisasi."

"Sementara kelas menengah rentan miskin tidak semua dapat melakukan WFH, disaat yang bersamaan pendapatan menurun,” ungkapnya.

Badan Pusat Statistik ( BPS) melaporkan, produk domestik bruto (PDB) RI pada kuartal III-2020 minus 3,49 persen (year on year/yoy).

Secara kuartalan, ekonomi sudah mulai tumbuh sebesar 5,05 persen dan secara kumulatif masih terkontraksi 2,03 persen.

Dibandingkan kuartal II-2020, realisasi pertumbuhan ekonomi tersebut membaik.

Pasalnya, pada kuartal II lalu, pertumbuhan ekonomi Indonesia mengalami kontraksi yang cukup dalam, yakni mencapai 5,32 persen.

"Dengan berbagai catatan peristiwa pada triwulan II-2020, ekonomi Indonesia kalau PDB atas dasar harga konstan kita bandingkan pada kuartal II-2019, maka ekonomi kontraksi 3,49 persen," kata Kepala BPS Suhariyanto dalam konferensi video, Kamis (5/11/2020). (*)

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved