Penanganan Corona

Pringatan Joko: Hasil Tes Swab Negatif Bukan Berarti Boleh Abaikan Protokol Kesehatan

Pringatan Joko: Hasil Tes Swab Negatif Bukan Berarti Boleh Abaikan Protokol Kesehatan

Tribunpantura.com/Desta Leila Kartika
Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Kabupaten Tegal Joko Wantoro, saat ditemui di kantornya, Senin (23/11/2020) kemarin. 

TRIBUNPANTURA.COM, SLAWI - Penyebaran Covid-19 di beberapa daerah grafiknya masih terus meningkat, tak terkecuali Kabupaten Tegal ataupun daerah sekitarnya.

Hal ini menjadi perhatian khusus terutama bagi Satgas Penanganan Covid-19 Kabupaten Tegal.

Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Kabupaten Tegal, Joko Wantoro, selama ini terus meng-update perkembangan kasus Covid-19 di Kabupaten Tegal.

Baca juga: FPI Klaim Hasil Swab Test Rizieq Shihab Negatif Covid-19, Tapi Enggan Serahkan Bukti ke Pemerintah

Baca juga: Pembelajaran Tatap Muka Kembali Ditunda, Disdik Salatiga Ikuti Kebijakan Pemerintah Pusat

Baca juga: Jika Liga 1 Dilanjutkan, PSIS Sesumbar Bisa Finish di 3 Besar Klasemen

Baca juga: Kabar Gembira! 30 Ribu Guru Honorer Madrasah di Jateng Dapat Bantuan Subsidi Upah

Banyak hal yang Joko soroti selama masa pandemi Covid-19, namun yang paling menjadi perhatiannya yaitu mengenai sebagian masyarakat yang masih salah kaprah memahami tentang tes swab.

Joko mengatakan, banyak masyarakat yang menganggap setelah melakukan tes swab lalu hasilnya negatif, setelah itu yang bersangkutan merasa sudah aman atau "terbebas" dari Covid-19.

Padahal faktanya belum tentu demikian. Karena hasil swab berlaku hanya untuk saat itu saja.

Setelahnya ketika masyarakat kembali beraktivitas bisa saja terpapar lagi.

Terlebih semisal masyarakat tidak menerapkan protokol kesehatan 3M. Yaitu mengenakan masker, mencuci tangan dengan sabun, dan menjaga jarak. 

"Jadi saya ingatkan, masyarakat jangan serta merta menganggap dirinya aman dan terbebas dari Covid-19 setelah hasil swab nya negatif."

"Karena kan masih beraktivitas, jadi resiko masih ada. Maka dari itu prokes 3M ini harus tetap dilakukan."

"Kecuali setelah swab tidak melakukan aktivitas di luar, atau hanya isoman saja di rumah, lah ini kemungkinan tidak perpapar bisa terjadi."

"Menurut saya pola pikir sebagian masyarakat tentang swab ini salah, sehingga perlu ditegaskan kembali," ungkap Joko, pada Tribunjateng.com, Senin (23/11/2020) kemarin. 

Adapun maksud dari pola pikir yang salah menurut Joko, karena masih ada yang beranggapan ketika sudah melakukan tes swab dan hasilnya negatif yasudah bearti aman, selamat, dan tidak akan terpapar lagi. 

Ini yang perlu diinformasikan ke masyarakat, bahwa anggapan seperti itu salah besar.

Terlebih jika aktivitas masih berjalan seperti biasa. Katakan bekerja menggunakan kendaraan umum, otomatis bertemu dengan masyarakat lainnya yang bisa saja membawa virus, dan sebagainya.

Perlu diingat, hasil tes swab negatif juga ada batas berlakunya yaitu sampai batas pengambilan swab. Setelah itu, katakan satu jam kemudian ya bisa saja terpapar Covid-19 lagi.

"Intinya hasil swab bisa menentukan positif atau negatif itu 3 hari setelah terpapar. Kalau misal hari ini terpapar dan langsung melakukan tes swab ya hasilnya negatif."

"Karena baru bisa terdeteksi 3 atau 4 hari setelahnya. Jadi kalau mau dites ya harusnya 3 hari sekali supaya yakin."

"Makanya kadang saya suka heran terlebih bagi mereka yang masih acuh dengan protokol kesehatan," ujarnya.

Joko berpesan, kuncinya adalah satu yaitu mematuhi dan menerapkan 3M, memakai masker, mencuci tangan dengan sabun, dan menjaga jarak.

Halaman
12
Sumber: Tribun Pantura
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved