Berita Purbalingga
Kisah Susanti, Bu Guru yang Nyambi Jadi Ojek Online Bangkit di Tengah Situasi Pandemi
Di halaman sebuah restoran di kota Purbalingga, Susanti menanti keberuntungan.
Penulis: khoirul muzaki | Editor: Rival Almanaf
Santi bukannya tak takut ancaman virus corona. Ia manusia biasa yang tak kebal penyakit.
Hanya hidup baginya harus terus bergerak. Karena kebutuhan akan terus mendesak.
Ia sadar pekerjaannya penuh risiko. Ia harus berinteraksi dengan penumpang yang tiap hari ganti.
Berbagai tempat harus ia kunjungi tanpa ia tahu riwayat orang yang singgah disana.
Karena kesadaran itu, Santi berusaha mematuhi protokol kesehatan, khususnya saat bekerja.
Perusahaan ojolnya pun telah memberikan rambu-rambu atau aturan prokes yang harus ditaati setiap karyawan sepertinya.
Santi mencontohkan, ia harus menyemprot jok sepeda motornya dengan hand sanitizer usai menaikkan penumpang.
Ini dilakukan agar joknya steril dari kuman sehingga memberikan rasa aman dan nyaman untuk penumpang berikutnya.
Saat mendapat order untuk mengantar makanan, Santi tidak memberikan langsung makanan itu ke penerima secara berhadapan.
Baca juga: Prakiraan Cuaca di Tegal Sabtu 28 November 2020, 9 Wilayah di Tegal Raya Alami Hujan Lebat
Baca juga: DPRD Kabupaten Pekalongan Ketok Raperda APBD Tahun 2021
Baca juga: Seorang Pria Ditemukan Meninggal Gantung Diri di Tembalang Semarang
Baca juga: Investasi Bodong Gula Jawa, Warga Bogor Tipu Warga Pekalongan Lebih dari Rp 230 Juta
Tetapi ia menaruh makanan itu sehingga terhindar dari kontak langsung.
“Kalau pelanggan ngasih uang tunai, ditaruh diamplop,”katanya.
Santi mengatakan, tanpa ia memberi tahu, sebagian pelanggan sudah paham terkait protokol kesehatan untuk mencegah penularan virus corona.
Dengan begitu, ia sebagai pekerja merasa lebih aman dan tenang, demikian halnya pelanggan karena sama-sama mematuhi protokol kesehatan. (*)