Berita Blora
Pertamina Tangani Semburan Gas yang Terjadi di Desa Ngraho Blora
Semburan gas yang terjadi dari lubang sumur milik warga di Desa Ngraho, Kecamatan Kedungtuban, Blora telah ditangani oleh Pertamina EP Asset 4 Field.
Penulis: Rifqi Gozali | Editor: Rival Almanaf
TRIBUN-PANTURA.COM, BLORA – Semburan gas yang terjadi dari lubang sumur milik warga di Desa Ngraho, Kecamatan Kedungtuban, Blora telah ditangani oleh Pertamina EP Asset 4 Field Cepu. Penanganan semburan tersebut dengan cara gas disalurkan ke area jauh dari rumah warga untuk kemudian dilakukan flaring atau pembakaran.
“Istlahnya itu gasnya dihabiskan dulu,” ujar CSR Staff Pertamina EP Asset 4 Field Cepu, Restu Yuda, kepada Tribunjateng.com, Kamis (3/12/2020).
Menurut Restu, mekanisme pembakaran itu dilakukan dengan cara gas dialirkan pipa ke belakang rumah Sumiran. Di situ dilakukan flaring agar gas yang menyembur dari sumur bisa dikendalikan.
“Kalau yang di titik sumur terlalu dekat rumah. Jadi kami taruh yang agak berjarak, takutnya kalau apinya terlalu dekat dengan rumah,” ucapnya.
Penanganan semburan gas yang dilakukan setelah sebelumnya Pertamina mendapat keluhan dari Kepala Desa Ngraho. Namun karena semburan tersebut keluar dari sumur yang bukan wewenang Pertamina, maka pihaknya perlu izin kepada suku dinas terkait.
“Kami izin dulu, kan yang berwenang dalam hal ini Dinas ESDM wilayah Kendeng Selatan,” kata dia.
Kejadian semburan gas bermula saat tukang sumur melakukan pengeboran di samping rumah Sumiran untuk membuat sumur air, pada Jumat (27/11/2020).
Pada Minggu (29/11/2020), pekerjaan dihentikan pada kedalaman sumur 48 meter. Kemudian pompa submersible dipasang dan dicoba dinyalakan, tetapi tidak mengeluarkan air.
Bersamaan itu, pemilik sumur mendengar suara gemuruh dari dalam sumur bor disertai keluarnya gas. Pompa submersible kemudian diangkat lagi ke atas.
Setelah itu gas yang keluar dibakar menggunakan korek api, dan menyala. Sebagai antisipasi awal, pemilik rumah menutup lubang dengan kain basah.
Sehari kemudian, Senin (30/11/2020), Kepala Desa Ngraho Sri Lestari melaporkan kejadian tersebut ke Pertamina EP dan Dinas ESDM Kendeng Selatan.
"Begitu laporan masuk, kami langsung berkoordinasi dengan dinas untuk merumuskan langkah penanganan yang tepat," Cepu File Manager, Afwan Daroni.
Menurut Afwan, timnya langsung melakukan pengukuran gas dan ditemui bahwa tidak ada kandungan gas beracun H2S. Sehari setelahnya Pertamina EP kembali mensurvei lokasi untuk merancang saluran pipa pembakaran.
"Langkah yang kami lakukan sudah kami komunikasikan ke pihak pemilik rumah dan Kepala Desa Ngraho. Alhamdulillah mereka bisa paham dan mempersilakan kami untuk menangani gas tersebut," katanya.