Berita Regional
Bumil dan Bayinya Meninggal, Diduga karena Telat Mendapat Pertolongan, Sempat Ditolak di 7 RS Ini
Ibu Hamil dan Bayinya Meninggal, Diduga karena Telat Mendapat Pertolongan, Sempat Ditolak di 7 Rumah Sakit di Sulawesi Selatan (Sulsels) Ini
Seorang ibu hami 9 bulan meninggal bersama sang bayi dalam kandungan, karena diduga telah mendapat penanganan. Sang ibu hamil sempat 7 kali mendapat penolakan dari 7 rumah sakit yang ada di Sulawesi Selatan. Berikut daftarnya.
TRIBUNPANTURA.COM - Seorang perempuan bernama Hartina asal Balimbing, Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan, meninggal dunia bersama bayi di dalam kandungannya, Rabu (9/12/2020).
Hartina dan bayinya meninggal karena diduga terlambat mendapatkan pertolongan. Diketahui, Hartina sedang hamil 9 bulan dan akan melahirkan.
Sebelum dibawa ke rumah sakit, Hartina mengalami kejang.
Baca juga: Ini Alasan Polisi Tahan Rizieq Shihab Selama 20 Hari ke Depan setelah Cecar 84 Pertanyaan
Baca juga: Suami Bakar Diri Lalu Peluk Sang Istri, Sebelumnya Cekcok di Dalam Kamar, Begini Ceritanya
Baca juga: Dua Bocah di Tegal Diculik, Ditemukan Lemas di Cirebon, Pelaku Pernah Ditolong Nenek Korban
Baca juga: Mahfud Tegaskan Pemerintah Tak Rekonsiliasi dengan Rizieq: Belum Silaturahmi Minta Syarat Tinggi
Pihak keluarga telah berupaya dan memohon agar Hartina dan bayinya segera ditangani tim medis.
Namun, permintaan itu diduga ditolak oleh 7 rumah sakit.
Pihak keluarga bernama Haerul mengatakan, rumah sakit yang dimaksud adalah RSUD Bantaeng, RSUD Jeneponto, RSUD Takalar, RS Labuang Baji, RS Kartini, RS Ananda, dan RS Pelamonia.
"Awalnya Bu Hartina diantar ke Puskesmas Bontobangun Bulukumba, lalu dirujuk ke RSUD Bantaeng."
"Tapi baru di pintu masuk RSUD Bantaeng, sudah ditolak."
"Akhirnya dibawa ke RS Jeneponto dan RS Takalar, namun kembali ditolak," kata Haerul saat dikonfirmasi Kompas.com, Sabtu (12/12/2020).
Tak ingin menyerah, pihak keluarga langsung melarikan Hartina ke RS Labuang Baji Makassar.
"Karena ditolak di rumah sakit daerah, makanya ke RS Labuang Baji Makassar."
"Tapi ditolak lagi karena tidak ada hasil rapid test. Lalu dilarikan ke RS Kartini, ditolak karena tidak ada ICU, dan dilarikan ke RS Ananda, ditolak lagi," kata dia.
Selanjutnya, Hartina dibawa ke RS Plamonia dan saat itu diberikan pertolongan pertama di atas mobil ambulans dengan diberikan suntikan anti kejang dan oksigen.
"Memang di Plamonia ditolong, tapi tidak diturunkan ke ruangan."
"Akhirnya Hartina dilarikan ke RS Wahidin. Baru tiba di ruangan bersalin, sementara ditangani beberapa menit, meninggal dunia," kata Haerul.
Haerul mengaku begitu kecewa kepada semua rumah sakit yang menolak memberikan perawatan medis kepada Hartina.
"Dari kampung sudah terkatung-katung hingga ke Kota Makassar. Pihak RS tidak punya hati nurani, bagaimana perasaanya kalau keluarganya yang mengalami hal yang sama," kata dia.
Haerul mengatakan, semua warga, baik dari kota dan pedesaan semestinya mendapat pelayanan yang baik.
Konfirmasi rumah sakit
Kepala Sub Bagian Humas RS Wahidin, Aulia mengatakan, pasien masuk ke RS Wahidin pukul 20.45 WITA, dan mendapat tindakan dari petugas seperti pemasangan oksigen, pemasangan gudel, pemeriksaan tanda vital, USG, pasang monitor, resusitasi jantung oleh tim codeblue.
"Namun kondisi pasien terus memburuk dan akhirnya dinyatakan meninggal jam 20.58 WITA," kata Aulia.
Sementara itu, Manajer Pelayanan Medis RS Ananda Fira mengatakan, pasien tiba dengan kondisi tekanan darah tinggi dan disertai dengan kajang-kejang.
Kondisi ini sudah berlangsung sejak di rumah, saat dibawa ke puskesmas sampai ke perjalanan ke Makassar.
"Ketika pasien tiba di RS Ananda, dokter datang memeriksa di mobil dan didapatkanlah kondisi pasien dengan kesadaran menurun, napas mulai dalam."
"Dan kalau begini, sudah butuh perawatan intensive care yang lebih bagus," ujar dokter Fira saat dihubungi.
Menurut Fira, RS Ananda tidak punya fasilitas intensive care yang lebih memadai. Apalagi, RS Ananda merupakan rumah sakit tipe C.
Untuk itu, pihaknya mengarahkan pasien ke RS Labuang Baji.
Kemudian, saat dikonfirmasi, Kepala Bidang Pelayanan Medik RSUD Bantaeng, dokter Hikmawati membantah kedatangan pasien Hartina.
"Kami telah telusuri di sistem informasi, tidak ada pasien yang masuk atas nama Hartina."
"Jika mendapat penanganan awal, pasti didata ke sistem," kata Hikmawati.
Hal yang sama disampaikan pihak RSUD Jeneponto. Pihak rumah sakit membantah soal kedatangan pasien Hartina.
Kompas.com berusaha menghubungi RSUD Takalar, RS Kartini, RS Labuang Baji dan RS Plamonia. Tetapi, hingga berita ini ditulis, belum ada respons dari pihak rumah sakit. (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Ibu Hamil Meninggal karena Diduga Terlambat Dilayani, Sempat ke 7 Rumah Sakit
Baca juga: Rizieq Shihab Ditahan di Rutan Polda Metro Jaya, Pakai Rompi Orange Tangan Diikat Cable Ties
Baca juga: Ketua Turnamen Sepak Bola Ditetapkan Tersangka, karena Timbulkan Kerumunan di Tengah Pandemi
Baca juga: Arkeolog Temukan Menara Tengkorak di Tempat Ini, Ahli: Itu Bangunan Kehidupan, Bukan Kematian
Baca juga: Kala Ganjar Bercengkerama dengan Penerima Kartu Prakerja: Seumur-umur Pisan Iki Gubernur Kon Kulakan