Berita Kuliner

Mampir Kabupaten Pekalongan, Jangan Lupa Cicipi Pindang Tetel, Kuliner Khas Nendang Rasanya

Mampir Kabupaten Pekalongan, Jangan Lupa Cicipi Pindang Tetel, Kuliner Khas Nendang Rasanya

Tribunpantura.com/Indra Dwi Purnomo
SLRUUPP NIKMATNYA: Seorang pecinta kuliner sedang menikmati pindang tetel khas Kabupaten Pekalongan. 

Nur mengungkapkan, ciri khas pindang tetel terletak dari penyajiannya.

Sama seperti rawon, warna coklat kehitam-hitaman kuah pindang tetel berasal dari keluak atau keluwek.

Berpadu dengan irisan daun bawang dan puluhan jenis rempah.

Selain tetelan daging sapi, pindang tetel juga berisi kerupuk pasir atau yang sering disebut orang Pekalongan yaitu kerupuk usek.

Pindang tetal, khas Kabupaten Pekalongan.
Pindang tetal, khas Kabupaten Pekalongan. (Tribunpantura.com/Indra Dwi Purnomo)

Kerupuknya berwarna putih dan merah.

"Kerupuk usek ini yang membuat pindang tetel identik. Usek diremas dahulu lalu diguyur kuah pindang tetel."

"Kalau menggunakan kerupuk minyak biasa, rasa kuahnya bisa berubah dan sensasinya juga beda," ungkapnya.

Ia mengatakan, satu porsi pindang tetel harganya Rp 12 ribu.

"Lebih enak lagi, pindah tetel dicampur dengan lontong," katanya.

Warungnya mulai buka dari pukul 16.00 WIB hingga pukul 21.00 WIB.

"Daging sapi yang dihabiskan setiap harinya sekitar 10 kg. Pembeli paling ramai saat weekend. Pernah warungnya tutup pukul 19.00 WIB, karena sudah habis semua," imbuhnya.

Nur menambahkan, banyak pembeli dari luar kota heran karena nama makanan pindang tetel, akan tetapi tidak ada pindangnya.

Salah satu pembeli, Resa Meiviani Aulia Dita (23) mengatakan, pindang tetel ini kayak rawon. Kuahnya, kehitam-hitaman.

"Rasanya kayak rawon, tapi ini rasanya enak sekali," kata Dita.

Ia sempat kaget, namanya pindang tetel tapi tidak ada pindangnya.

Halaman
123
Sumber: Tribun Pantura
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved