Berita Purbalingga
Kisah 83 Warga Karanggambas Purbalingga Sembuh dari Covid 19, Disiplin Prokes Tetap Dilakukan
Siang itu, Jumat (26/12/2020), beberapa warga tengah menyiapkan kegiatan salat Jumat di masjid Istiqomah Desa Karanggambas, Kecamatan Padamara.
TRIBUN-PANTURA.COM, PURBALINGGA -Siang itu, Jumat (26/12/2020), beberapa warga tengah menyiapkan kegiatan salat Jumat di masjid Istiqomah Desa Karanggambas, Kecamatan Padamara, Purbalingga.
Mereka menggelar tikar di pelataran sehingga tempat salat di masjid menjadi lebih lapang.
Di beberapa titik bangunan masjid, banyak terpasang imbauan tentang protokol kesehatan. Semisal wajib mengenakan masker, serta jaga jarak.
Satu persatu warga berdatangan ke masjid untuk menunaikan salat. Masker kain menutupi sebagian wajah mereka yang hendak beribadah.
Baca juga: Keluarga Pasien Geruduk dan Rusak Pintu RSUD Brebes, Ini Penjelasan Dirut Rumah Sakit
Baca juga: Maling Spesialis Burung Kicau Teror Warga Sendangguwo Semarang : Aksi Terekam Kamera CCTV
Baca juga: Motor Tabrak Pintu Mobil yang Dibuka Tiba-tiba, Penumpang Tewas di Lokasi
Baca juga: Masyarakat Kabupaten Batang Bisa Mendapat Informasi Terkini Lewat Frekuensi ORARI dan RAPI
Kesadaran warga Desa Karanggambas akan pentingnya menjaga kesehatan kini meningkat.
Ini diakui Sekretaris Desa Karanggambas yang juga eks pasien Covid 19 Widianto. Dulu, sebelum kasus Covid 19 meledak di Desa itu, ia mengakui sebagian warga kurang percaya akan adanya Covid 19.
Karenanya, banyak warga abai terhadap protokol kesehatan yang ditetapkan pemerintah.
Tetapi persepsi warga berubah setelah virus itu benar-benar menyerang keluarga, tetangga, kerabat, bahkan mereka sendiri.
"Hikmahnya sekarang warga percaya kalau ada Covid 19, " katanya, Sabtu (27/12/2020)
Kasus Covid 19 di Desa Karanggambas sempat menyita perhatian publik. Bagaimana tidak, dalam kurun waktu yang berdekatan, 83 warga dinyatakan positif Covid 19, November 2020 lalu.
Kemunculan klaster baru ini berawal dari terdeteksinya seorang pasien positif yang memiliki riwayat perjalanan dari luar kota. Pria itu sempat mengeluh sakit dan dilarikan ke Puskesmas, lalu dirujuk ke rumah sakit. Hingga ia dinyatakan positif Covid 19 dari hasil tes swab.
Hasil tracing, ibu pasien yang tinggal juga positif terinfeksi Covid 19. Ibu tersebut rupanya sempat mengikuti pengajian rutin hari Jumat bersama ibu-ibu lain sedesanya.
Siapa sangka, 35 anggota pengajian yang sempat satu majlis dengan pasien juga dinyatakan positif usai dilakukan tes usap.
Tracing tidak berhenti di situ. Seorang mantri atau perawat yang sempat memeriksa pasien pertama pun turut dites usap. Ibu dan pembantunya yang tinggal serumah ikut terpapar positif Covid 19. Mantri tersebut ternyata sempat mengikuti pertemuan warga di kampungnya. Sebanyak 20 warga yang hadir dalam pertemuan itu kemudian dites usap. 10 orang di antaranya dinyatakan positif Covid 19.
Selain mereka yang mengikuti tes usap masal, ada pula warga yang menjalani tes usap secara mandiri di Puskesmas Padamara.
"Awal 52 warga positif, kemudian tambahan terakhir 31 warga. Total 83 warga positif Covid 19," katanya
Banyaknya warga yang terpapar Covid 19 menuntut perhatian lebih. Sehingga virus itu tidak menyebar ke warga lain. Beruntung rata-rata pasien hanya bergejala ringan.
Sehingga mereka diperbolehkan menjalani isolasi mandiri di rumah.
Peran Satgas Covid 19 Desa Karanggambas dikuatkan untuk membantu menangani dan menekan penyebaran Covid 19 di Desa. Selama masa karantina, Pemerintah Desa Karanggambas menanggung biaya makan Rp 50 hari per Kepala Keluarga (KK) setiap harinya. Ini untuk meringankan beban mereka yang perekonomian nya terganggu karena harus isolasi.
Satgas Covid 19 menyuplai kebutuhan pasien tiap harinya agar mereka tenang menjalani proses penyembuhan. Musibah ini membuat warga saling berempati dan bahu membahu untuk melawan virus itu.
Bukan hanya masyarakat di desa yang peduli. Warga yang bekerja di perantauan, khususnya Jakarta pun turut menunjukkan kepeduliannya.
Mereka rela iuran untuk membantu memenuhi kebutuhan para pasien yang tengah berjuang melawan penyakitnya, termasuk untuk membeli vitamin.
"Warga yang bekerja di Jakarta iuran, lalu dibelikan untuk kebutuhan warga yang isolasi, termasuk vitamin, " katanya
Tiap RT juga rela merogoh kas kampung untuk penanggulangan Covid 19, termasuk untuk penyemprotan disinfektan di lingkungan masing-masing. Musibah ini bukan untuk diratapi, namun diatasi dengan langkah konkret.
Kasus Covid 19 yang meluas di desa itu nyatanya tidak membuat warga, khususnya pasien frustasi. Terlebih, pemerintah maupun tenaga medis selalu memotivasi para pasien agar semangatnya bangkit.
Hingga mereka berhasil melewati masa sulitnya. Satu persatu pasien mandiri akhirnya sembuh setelah beberapa waktu menjalani isolasi. Hasil tes swab ulang sebagian besar pasien telah menunjukkan hasil negatif alias sembuh.
Warga kembali bisa menghirup udara segar di luar. Mereka kembali beraktivitas normal.
Covid 19 mungkin telah hengkang dari tubuh mereka. Tetapi ada yang masih menancap pada kesadaran warga.
Perilaku hidup bersih dan sehat telah membudaya. Meski situasi Desa tak lagi mencekam, warga tetap mengenakan masker saat keluar.
"Saya sendiri olahraga masih melakukan, termasuk kebiasaan minum vitamin, " katanya
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Purbalingga Hanung Wikantono mengatakan, seluruh pasien Covid 19 di Desa Karanggambas yang sempat menjalani karantina mandiri telah dinyatakan sembuh. Ia menjelaskan, kriteria sembuh dari Covid 19 tidak melulu berdasarkan tes PCR kedua dan seterusnya yang menunjukkan hasil negatif.
Baca juga: Prakiraan Cuaca Kendal Hari Ini Sabtu 26 Desember 2020
Baca juga: Prakiraan Cuaca Kendal Hari Ini Sabtu 26 Desember 2020
Baca juga: Polisi Tabrak Tiga Motor Hingga Seorang Pengendara Tewas, Sementara Masih Diperiksa Sebagai Saksi
Mereka dinyatakan sembuh ketika telah berhasil melewati masa isolasi dan tidak menunjukkan gejala klinis.
"Asal yang bersangkutan sudah isolasi mandiri 14 hari sejak positif dan tanpa gejala, sudah bisa dikatakan sembuh. Ini menurut WHO dan ada Permenkesnya," katanya
Hanung pun mengimbau warga agar tetap mematuhi protokol Kesehatan, utamanya 3 M (mencuci tangan, menjaga jarak, dan mengenakan masker) untuk mengurangi risiko penularan Covid 19.
Perilaku hidup bersih dan sehat bukan hanya untuk mencegah penularan Covid 19, namun juga penyakit menular lain yang sudah dikenal sebelumnya. Dengan demikian, diharapkan derajat kesehatan masyarakat bisa meningkat seiring perubahan perilaku ke arah positif.
"Tetap disiplin protokol kesehatan, " katanya. (*)