Berita Slawi
Kisah Ayah Ditegal Bawa Jenazah Bayinya Mengendari Motor
Sambil sesekali menyeka air matanya, Muhammad Jaenal Amin (24) menemui Bupati Tegal Umi Azizah, menceritakan anaknya yang meninggal di RSI PKU.
TRIBUN-PANTURA.COM, SLAWI - Sambil sesekali menyeka air matanya, Muhammad Jaenal Amin (24) menemui Bupati Tegal Umi Azizah, menceritakan anaknya yang meninggal di RSI PKU Muhammadiyah Singkil Adiwerna belum lama ini.
Ia menceritakan kronologis perlakuan dari pihak rumah sakit yang membuatnya kecewa.
Didampingi sang paman yang bernama Lukman (45), Amin menceritakan semua keluh kesah dan apa yang dialaminya saat sang istri melahirkan anak pertama mereka di salah satu rumah sakit swasta di Kabupaten Tegal tersebut.
Di hadapan Bupati Umi, Amin menceritakan peristiwa awal pada tanggal 18 Desember 2020 sekitar pukul 11.00 WIB sang isteri yang bernama Nurjanah (21) masuk ke RSI PKU Muhammadiyah Singkil, setelah sebelumnya mendapat rujukan dari puskesmas Adiwerna.
Setelah menginap satu malam isterinya melahirkan bayi laki-laki, tepatnya pada Sabtu (19/12/2020) sekitar pukul 16.40 WIB.
Keesokan harinya sang isteri diperbolehkan pulang, namun sang anak tetap tinggal di rumah sakit untuk perawatan.
Kembali menyeka air matanya, Amin mengatakan mendadak pada Minggu malam (20/12/2020) ia mendapat kabar dari pihak rumah sakit kalau anaknya kritis.
Langsung menuju rumah sakit dan ke ruangan dimana sang anak berada, Amin mengaku melihat wajah bayi sudah membiru.
"Saya sangat sedih bu saat itu dan bingung harus bagaimana. Tapi yang membuat saya semakin sedih, pihak rumah sakit tidak memberikan tawaran mobil ambulan."
"Sehingga saya membawa jenazah anak ke rumah menggunakan sepeda motor, padahal saat itu sudah sekitar pukul 03.00 pagi," ungkap Amin, pada Tribun-Pantura.com, Selasa (5/1/2021).
Warga Desa Adiwerna, RT 4 RW 1, Kecamatan Adiwerna, ini juga mengadu kepada Bupati Umi bahwa saat akan dimandikan di tubuh sang anak terdapat luka-luka.
Luka tersebut ada di bagian punggung, samping dekat perut, leher bagian belakang, dan lukanya seperti lecet tapi juga tidak tahu karena apa.
Karena dari pihak rumah sakit pun tidak menjelaskan secara detail luka tersebut berasal dari mana.
Ia hanya mendapat informasi dari rumah sakit anaknya meninggal dunia karena air ketuban sang ibu pecah di dalam kandungan dan masuk ke paru-paru bayi.
"Pihak rumah sakit malah meminta uang jaminan sebesar Rp 4 juta untuk bisa memulangkan jenazah anak saya bu."
"Tapi saya tidak punya uang dan saya bilang kalau proses persalinan sudah ditanggung BPJS."
"Akhirnya saya memberikan uang Rp 500 ribu dan KTP, tapi setelah BPJS diproses uang dan KTP dikembalikan."
"Saya hanya berharap dari pihak rumah sakit ada iktikad baik ke saya dan isteri, minimal mengucapkan rasa belasungkawa," harap Amin.
Setelah mendengarkan aduan dan keluh kesah dari warga nya, Bupati Umi, langsung merespon dan berusaha membantu yaitu dengan menghubungi Kepala Dinkes Kabupaten Tegal, Hendadi Setiadji, untuk mengatasi permasalahan tersebut.
Kebetulan Hendadi juga merupakan salah satu pengurus di RSI PKU Muhammadiyah Singkil Adiwerna.
"Jujur saya turut sedih mendengar cerita dari saudara Amin, dan saya akan berusaha membantu dengan menjembatani ke pihak yang berkompeten yaitu Kepala Dinkes. Saya berpesan kepada Amin dan keluarga untuk sabar dan tabah, untuk masalah uang yang Rp 4 juta tidak perlu dipusingkan," papar Umi.
Sementara itu, Umi juga memberikan pengertian kepada Amin dan Lukman, bahwa RSI PKU Muhammadiyah Singkil merupakan rumah sakit swasta, jadi bukan kewenangan Pemkab Tegal.
Namun disini, Umi tetap menerima aduan dari warganya karena rumah sakit tersebut lokasinya juga di Kabupaten Tegal.
Selanjutnya akan ditindaklanjuti dan berkoordinasi dengan Kepala Dinkes Kabupaten Tegal.
"Rumah sakit yang ada di bawah wewenang kami hanya dua yaitu RSUD dr Soeselo Slawi dan RSUD Suradadi. Selain dua itu di luar wewenang kami, sehingga kami juga tidak bisa bertindak terlalu jauh. Tapi saya sudah sampaikan ke Kepala Dinkes dan semoga masalah ini bisa terselesaikan secara kekeluargaan," ujarnya.
Beberapa waktu lalu, Wakil Direktur Pelayanan Medis RSI PKU Muhammadiyah Singkil Adiwerna, Abdurrahman, memberikan tanggapan bahwa pihaknya sudah menawarkan kepada keluarga supaya jenazah dibawa pulang menggunakan mobil ambulan.
Adapun terkait adanya luka gores di tubuh bayi, ia tidak berwenang menjelaskan karena hanya dokter yang bisa menjelaskan luka tersebut disebabkan oleh apa.
"Kami sudah menawarkan mobil ambulan, tapi dari pihak keluarga yang tidak berkenan. Sehingga kami juga tidak memaksa," pungkasnya. (dta)