Berita Global
Harun Yahya Pendakwah Turki Tolak Evolusi Darwin Dihukum 1.075 Tahun Penjara, karena Kejahatan Seks
Harun Yahya Pendakwah Turki Tolak Evolusi Darwin Dihukum 1.075 Tahun Penjara, karena Kejahatan Seks
"Ada luapan cinta di hati saya untuk wanita. Cinta adalah kualitas manusia."
"Itu adalah kualitas seorang Muslim," katanya dalam sidang lain pada bulan Oktober.
Dia bahkan menambahkan pada kesempatan persidangan lain bahwa dia "luar biasa kuat".
Oktar alias Harun Yahya pertama kali menjadi perhatian publik pada era 1990-an ketika dia dilaporkan sebagai pemimpin sekte yang terlibat dalam berbagai skandal seks.
Saluran televisi A9 online miliknya mulai mengudara pada tahun 2011, menarik kecaman dari para pemimpin agama di Turki.
Saluran TV tersebut, yang sering didenda oleh pengawas media Turki RTUK, disita oleh negara dan ditutup setelah tindakan keras polisi terhadap kelompok Oktar.
Salah satu wanita di persidangannya, yang hanya disebut bernama CC, mengatakan kepada pengadilan bahwa Oktar telah berulang kali melakukan pelecehan seksual terhadapnya dan wanita lain.
Beberapa wanita yang diperkosa dipaksa minum pil kontrasepsi, menurut keterangan CC, dia juga menambahkan bahwa dia sendiri telah bergabung dengan kelompok Oktar ketika dia berusia 17 tahun.
Ditanya tentang 69.000 pil kontrasepsi yang ditemukan di rumahnya oleh polisi, Oktar mengatakan bahwa pil itu digunakan untuk mengobati gangguan kulit dan gangguan menstruasi.
Otoritas Turki menghancurkan vila Oktar, yang juga dia gunakan untuk studio TV-nya, menyita semua propertinya pada 2018.
Oktar menolak teori evolusi Darwin dan telah menulis buku setebal 770 halaman berjudul The Atlas of Creation dengan nama pena Harun Yahya. (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Adnan Oktar alias "Harun Yahya" Dihukum Penjara 1.075 Tahun karena Kejahatan Seksual
Baca juga: Jembatan Kereta Putus di Brebes, KA Tegal-Purwokerto Dibatalkan, Ini Daftar Kereta yang Terdampak
Baca juga: Wali Kota Tegal Dedy Yon Masuk 10 Besar Calon Penerima Anugerah Kebudayaan PWI Pusat
Baca juga: Agesti Sadar Disebut Anak Durhaka, tapi Tetap Kukuh Penjarakan Ibu Kandung: Dia Tetap Ibu Saya
Baca juga: Kronologi Putusnya Jembatan Kereta Api di Brebes, Pondasi Digerus Derasnya Arus Sungai Glagah