Gempa Majene
BMKG Ingatkan Ada Potensi Gempa Susulan dan Tsunami di Majene
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika ( BMKG) mengingatkan masyarakat, untuk mengantisipasi adanya peluang gempa bumi susulan di Majene.

TRIBUN-PANTURA.COM, MAJENE - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika ( BMKG) mengingatkan masyarakat, untuk mengantisipasi adanya peluang gempa bumi susulan di Majene dan potensi tsunami.
Hal ini disampaikan oleh Kepala BMKG, Diwkorita Karnawati dalam konferensi pers daring bertajuk Updating Informasi Gempa Signifikan yang Terjadi Beberapa Waktu Lalu, Jumat (15/1/2021).
"Kami menganalisis, masih dimungkinkan adanya gempa susulan yang cukup kuat seperti dini hari tadi," kata Dwikorita.
Baca juga: Rizieq Shihab Disebut Pernah Positif Covid-19 Sebelum Akhirnya Ditahan
Baca juga: Update Covid-19 di Kabupaten Tegal, Dalam Empat Hari Bertambah 103 Kasus Baru Virus Corona
Baca juga: Harga Emas Antam di Semarang 15 Januari 2020 Mengalami Kenaikan Rp 1.000 Berikut Daftar Lengkapnya
Baca juga: 8 Orang Terjebak Reruntuhan Gempa Majene, Sementara Tiga Berhasil Dievakuasi 1 Tewas
Sebagai informasi, wilayah Majene sudah mengalami dua kali gempa dengan magnitudo besar yaitu di atas M 5,0.
Gempa bumi pertama terjadi kemarin Rabu (14/1/2021) dengan magnitudo M 5,9 yang mengguncang sejumlah wilayah dengan skala intensitas IV-V MMI.
Sementara, gempa bumi kuat yang kedua terjadi dini hari tadi pada pukul 01.28 WIB, Jumat (15/1/2021) dengan skala intensitas yang hampir sama IV-V MMI.
Namun, akibat dari guncangan gempa kedua ini dalam catatan laporan sementara BMKG dinyatakan setidaknya ada 189 orang mengalami luka berat, 214 luka sedang, 234 luka ringan dan 4 orang meninggal dunia.
Bahkan, ribuan orang di Majene dan sekitarnya harus mengungsi sementara.
Dikatakan Dwikorita, berdasarkan analisis episenter dan hiposenter yang terjadi pada kedua gempa bumi tersebut sebenarnya tidak berpotensi tsunami.
"Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempabumi yang terjadi merupakan jenis gempabumi dangkal akibat aktivitas sesar lokal," kata dia.
Akan tetapi, dengan kemungkinan adanya peluang gempa susulan terjadi, bahkan dengan magnitudo yang sama dengan M 6,2 atau lebih besar daripada itu, justru akan membahayakan masyarakat dan berpotensi terjadinya tsunami.
Potensi tsunami tersebut bisa terjadi akibat dari guncangan yang menyebabkan tanah longsor ke laut, ataupun diakibatkan gempa itu sendiri jika episenter (lokasi gempa) terjadi di laut dangkal.
"Potensi tsunami ada kemungkinan kalau terjadi gempa susulan, yang dikhawatirkan dapat juga memicu tsunami akibat longsor ke laut ataupun tsunami akibat gempa itu," jelasnya.
Oleh karena itu, Dwikorita mengingatkan agar masyarakat menjauhi bangunan-bangunan yang mudah roboh atau gedung-gedung yang sudah retak sebelumnya.
Selain itu, masyarakat yang ada di sekitar pantai atau pesisir untuk segera pergi jika merasakan guncangan gempa berikutnya terjadi.
Baca juga: RSI Muhammadiyah Kendal Tambah 21 Ruang Isolasi dan 1 Unit Alat PCR untuk Tangani Covid-19
Baca juga: Gunung Merapi Kembali Luncurkan Guguran Lava Pijar Pada Jumat Dini Hari
Baca juga: Sungai Rambut Meluap, Bupati Tegal Tinjau Banjir di Jalur Pantura Menuju Pemalang
Baca juga: Kisah Pasien Non Covid-19 Kesulitan Cari Kamar di Rumah Sakit saat Pandemi