Berita Banjarnegara

Jalan Provinsi Desa Gripit Banjarnegara Tertimbun Longsor, Pengendara Terancam

Pergerakan tanah di Desa Gripit Kecamatan Banjarmangu, Banjarnegara kian parah. Masalahnya, longsor bukan hanya mengancam pemukiman, namun juga jalan.

Penulis: khoirul muzaki | Editor: Rival Almanaf
Istimewa
Pergerakan tanah di Desa Gripit Kecamatan Banjarmangu, Banjarnegara kian parah. Masalahnya, longsor bukan hanya mengancam pemukiman, namun juga jalan provinsi ruas Banjarmangu-Karangkobar. 

TRIBUN-PANTURA.COM, BANJARNEGARA-Pergerakan tanah di Desa Gripit Kecamatan Banjarmangu, Banjarnegara kian parah. Masalahnya, longsor bukan hanya mengancam pemukiman, namun juga jalan provinsi ruas Banjarmangu-Karangkobar.

Jalan itu sekaligus menghubungkan Kabupaten Banjarnegara dengan Kabupaten Pekalongan via Kalibening. Jalur itu juga menjadi akses menuju kawasan wisata Dieng via Banjarnegara

Material longsor bahkan telah menutup sebagian badan jalan dengan volume tebal. Kendaraan sulit untuk berpapasan karena timbunan longsor di jalan. Pengendara harus ekstra hati-hati dan berjalan pelan saat melintasi lokasi longsor.

Baca juga: Persiapan RSUD dr Soeselo Slawi untuk Vaksinasi Covid-19, Guntur: Kami Siapkan 10 Petugas Vaksinator

Baca juga: Mukti Agung Wibowo, dan Mansyur Hidayat, Ditetap Sebagai Bupati dan Wakil Bupati Pemalang Terpilih

Baca juga: Operasi PPKM di Batang, Masyarakat Tak Pakai Masker di Rapid Antibodi

Di atas tebing, tampak rumah warga yang terancam terseret pergerakan. Tanah tebing terus merayap mengarah ke jalan raya di bawahnya. 

"Itu di atasnya ada rumah, terus di bawahnya jalan. Tanah bergerak terus kalau hujan, " kata Karyanto, pengguna jalan, Jumat (22/1/2021) 

Karyanto adalah pedagang sembako di komplek kantor Bank Rakyat Indonesia (BRI) Desa Kesenet, Banjarmangu. Tiap hari ia melintasi jalan provinsi dari rumahnya di Desa Prendengan, Banjarmangu menuju kiosnya. 

Ia mengaku merasa was-was setiap kali melintasi jalan itu. Dari jalan,  pemandangan tebing yang longsor tampak mengerikan. Terlebih saat hujan, tebing yang sebagian materialnya telah terlepas itu menjadi lebih labil karena terkikis air hujan. 

Ia khawatir, karena pergerakan terus terjadi, longsor bisa menutup seluruh badan jalan. Padahal, jalan itu merupakan jalur ramai kendaraan. Terlebih, jalan itu menghubungkan banyak kecamatan dan dua kabupaten bertetangga. 

Kondisi jalan yang menikung dari arah atas atau Karangkobar cukup berbahaya. Pengendara bisa terlambat menyadari atau terkaget ketika tiba-tiba menjumpai ada material longsor di depannya. 

Sebelum lokasi longsor, dari arah Banjarnegara juga berupa tanjakan sehingga tidak material longsor tidak terlihat dari kejauhan oleh pengendara. 

"Kalau siang ada yang jaga sekaligus mengatur lalu lintas. Tapi kalau malam gak ada yang jaga, penerangan kurang, kalau tiba-tiba longsor bisa bahayakan pengendara, " katanya

Ia melihat alat berat telah siaga di dekat lokasi longsor. Ia pun pernah melihat alat berat itu beroperasi mengeruk material longsor yang menimbun jalan.

Baca juga: Kebakaran di Tanjung Mas Semarang, 4 Bangunan Karaoke Hangus Dilahap Api

Baca juga: Sopir dan Kernet Harus Bayar Rapid Antigen Keluar Masuk Banyumas, Aptrindo Keberatan

Baca juga: Harga Daging Sapi di Kabupaten Tegal Stabil Rp 120 Ribu per Kilogram

Warga sekitar juga kerap membersihkan material longsor secara manual menggunakan cangkul. Tetapi pekerjaan itu seperti sia-sia. Usai dibersihkan, jalan kembali tertimbun karena tanah bergerak. 

Karena itu, ia berharap pemerintah menangani bencana itu secara serius sehingga laju longsor bisa ditekan. 

"Mungkin bisa dikasih penguat tebing atau bronjong, "katanya. (*)

Sumber: Tribun Pantura
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved