Berita Jateng

PT KAI akan Gunakan GeNose C19 untuk Deteksi Covid-19 di Stasiun: Tunggu Regulasi Pemerintah

PT KAI akan Gunakan GeNose C19 untuk Deteksi Covid-19 di Stasiun: Tunggu Regulasi Pemerintah

Istimewa
Karyawan PT KAI mengikuti uji coba penggunaan GeNose C19. PT KAI berencana membeli alat tersebut untuk diaplikasikan di sektor tranportasi perkeretaapian Indonesia. 

TRIBUNPANTURA.COM, SEMARANG - PT Kereta Api Indonesia (KAI) menyambut baik hadirnya alat screening atau alat deteksi dini Covid-19 produksi Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta, yakni Gajah Mada Electric Nose Covid-19 (GeNose C19).

Karena itu, PT KAI akan menggunakan alat pendektsi Covid-19 buatan dalam negeri itu untuk sekotr transportasi kereta api.

Bahkan GeNose C19 tersebut telah diujicoba digunakan oleh karyawan PT KAI.

Baca juga: Jateng Tertarik Gunakan GeNose Alat Deteksi Covid-19 Buatan UGM, Ganjar: Sudah Pesan

Baca juga: 5.880 Vaksin Covid-19 Tiba di Kabupaten Pekalongan

Baca juga: Penjelasan BMKG Terkait Kesaksian Beberapa Warga Bali Lihar Meteor Jatuh dan Dengar Dentuman,

Baca juga: GeNose Alat Deteksi Covid-19 Buatan UGM, Biaya Tes Murah Hanya Rp15.000, Akurasi Capai 97 Persen

Manager Humas PT KAI Daop IV, Krisbiyantoro mengatakan GeNose C19 adalah alat pendeteksi virus corona yang dikembangkan para peneliti di Universitas Gajah Mada dan sudah mendapatkan izin edar dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes). 

Pengambilan sampel dari GeNose C19 berupa embusan napas dan hasil tes dapat langsung diketahui hanya dalam waktu 3 menit. 

"Tarifnya pun diperkirakan berkisar di Rp20.000 untuk satu kali tes dengan akurasi diatas 90 persen," tutur dia, Minggu (24/1/2021).

Menurutnya, karena sangat efektif dan harganya cukup terjangkau, PT KAI berencana akan membeli GeNose C19 tersebut dan digunakan di setiap stasiun. 

Namun saat ini  PT KAI masih menunggu regulasi lebih lanjut dari pemerintah terkait penggunaan GeNose C19 tersebut pada moda transportasi umum.

"Penggunaan produk dalam negeri ini juga merupakan dukungan KAI pada kampanye Bangga Buatan Indonesia yang sedang digalakan pemerintah pada masa Pandemi Covid-19," tuturnya.

Ia menuturkan KAI mendukung penuh semua langkah dan kebijakan pemerintah untuk mencegah penyebaran Covid-19 di masyarakat. 

Penggunaan GeNose C19 pada transportasi kereta api merupakan kebanggaan tersendiri bagi KAI.

"Hal ini dikarenakan PT KAI dapat menjadi salah satu yang pertama menerapkan inovasi tersebut," tukasnya.

Tes 20 orang dalam satu jam

Sebelumnya diberitakan, Universitas Gajah Mada (UGM) siap memasarkan alat pendeteksi Covid-19 yang diberi nama GeNose.

Jika sudah diproduksi massal, biaya tes GeNose cukup murah sekitar Rp15.000 hingga Rp25.000.

GeNose secara resmi sudah mengantongi izin edar untuk membantu penangan Covid-19 melalui skrining cepat.

Menurut Ketua tim pengembang GeNose, Kuwat Triyana, produksi pertama GeNose C19 didanai oleh BIN dan Kemenristek/BRIN.

Setelah mengantong izin edar dari Kemenkes, 100 unit batch pertama akan diserahkan untuk didistribusikan.

Dengan jumlah GeNose C19 yang masih terbatas, diharapkan dapat memberikan dampak maksimal.

"Berkat doa dan dukungan luar biasa dari banyak pihak GeNose C19 secara resmi mendapatkan izin edar (KEMENKES RI AKD 20401022883) untuk mulai dapat pengakuan oleh regulator, yakni Kemenkes, dalam membantu penanganan Covid-19 melalui skrining cepat," jelas Kuwat dalam keterangan tertulis Humas UGM, Sabtu (26/12/2020).

Ia berharap distribusi GeNose C19 bisa tepat sasaran seperti digunakan di bandara, stasiun kereta, dan tempat keramaian termasuk rumah sakit.

Distribusi juga bisa dilakukan ke BNPB yang dapat mobile mendekati suspect Covid-19.

Namun, menurut Kuwat, dalam tahap saat ini tidak memungkinkan pengadaan GeNose C19 untuk keperluan pribadi.

"Dengan 100 unit batch pertama, kami berharap dapat melakukan 120 tes per alat atau atau totalnya 12 ribu orang sehari," urainya.

Ia menyebut angka 120 tes per alat itu dari estimasi setiap tes membutuhkan 3 menit termasuk pengambilan nafas.

Sehingga dalam satu jam ada 20 orang yang dites dan bila efektif alat bekerja selama 6 jam.

Pemprov Jateng pesan GeNose C19

Terpisah, alat yang terbilang murah dan bisa digunakan dalam proses tracing, testing dan treatment ini pun diminati Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo.

Ia pun memerintahkan Dinas Kesehatan Provinsi Jateng untuk memesan alat yang kinerjanya berbasis sampel embusan napas itu.

"Kami sudah minta untuk pesan. Sudah ada komunikasi antara Dinas Kesehatan Jateng dengan UGM."

"Sudah ada price list-nya juga. Kami akan pakai itu agar surveilans (petugas yang memeriksa covid) bisa melakukan tracing dengan cepat."

"Itu waktunya kan tidak lama, cukup tiga menit sudah ada hasilnya dengan cara sangat gampang," kata Ganjar, dalam keterangan tertulis, Senin (28/12/2020).

Menurutnya, sejak mulai dipresentasikan beberapa bulan lalu, GeNose C19 sudah dinanti realisasinya. Jateng akan memulai dan membeli alat tersebut.

"Ini betul-betul alat buatan anak bangsa, merah putih. Mestinya negara membantu untuk menyebarkan ini karena ini kemudahannya cukup bagus."

"Jawa Tengah akan memulai itu. Kita akan beli," ucapnya.

Alat tersebut, kata dia, nantinya bisa ditempatkan di beberapa lokasi seperti rumah sakit dan tempat keramaian.

Bisa juga ditempatkan di puskesmas yang juga menjadi surveilans. (*)

Baca juga: 248.600 Dosis Vaksin Disebar ke Kabupaten dan Kota di Jateng, Banyumas Terbesar

Baca juga: Bus Sabar Subur Hantam Truk Tronton di Jalan Pantura Pati

Baca juga: Tidak Jadi Digelar Februari, Vaksinasi di Kabupaten Tegal Dipercepat

Baca juga: Vaksinasi di Kabupaten Pekalongan Dijadwalkan Mulai Bulan Febuari

Sumber: Tribun Pantura
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved