Berita Purbalingga

UMKM Kerajinan Paling Terdampak di Purbalingga, Omzet Turun Sampai 70 Persen

Salah satu sektor yang paling terdampak dengan adanya Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di Purbalingga.

Editor: Rival Almanaf
Tribunpantura.com/Budi Susanto
Palaku industri kreatif --skala UMKM-- berbahan bambu dari Kecamatan Wonotunggal Kabupaten Batang, tengah menyelesaikan pembuatan kerajinan keranjang, beberapa waktu lalu. Pelaku usaha mikro yang lolos verifikasi dinas terkait digelontor Banpres Produktif senilai Rp2,4 juta/orang. 

TRIBUN-PANTURA.COM, PURBALINGGA - Salah satu sektor yang paling terdampak dengan adanya Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di Purbalingga adalah Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).

Kabid UMKM Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Purbalingga, Adi Purwanto mengatakan dengan adanya pembatasan ini sangat menekan para penguasa kecil.

"Penurunan bisa sampai 70 persen, terutama adalah para pengusaha yang bergerak di bidang kerajinan," ujarnya kepada Tribun-Pantura.com, Rabu (27/1/2021).

Baca juga: Bisa Bayar Pajak Kendaraan Tanpa Perlu Antre dan Berkerumun dengan Aplikasi Sakpole

Baca juga: PNS Tidak Boleh Ajukan Pindah Tugas Sebelum 10 Tahun Mengabdi

Baca juga: Dalam Sehari 11 Kali Luncuran Awan Panas Dimuntahkan Gunung Merapi

Baca juga: 533 Juta Data Nomor HP Pengguna Facebook, Diperjualbelikan Secara Ilegal oleh Hacker di Telegram

Menurut Adi, sebelum ada PPKM sebenarnya sektor UMKM sudah mulai bangkit.

Akan tetapi mereka kembali terpuruk dengan adanya pembatasan terlebih lagi saat ini kembali diperpanjang.

Di Kabupaten Purbalingga sendiri ada kurang lebih 95 ribu UMKM, dengan produk-produk unggulan seperti knalpot, sapu, batik, gula, dan oleh-oleh.

Kemudian ada kurang lebih 42 paguyuban dengan anggota sekitar 3.000 orang.

"Sekarang kondisinya hanya untuk bertahan hidup.

Baca juga: Harga Emas Antam di Semarang Hari ini, Menurun Rp 2.000 Berikut Daftar Lengkapnya

Baca juga: Sidang Perdana Sengketa Pilkada Purworejo di MK, Pemohon Sebut Ada Penyalahgunaan Surat Suara

Baca juga: Pasien Covid-19 dengan BPJS Diminta Tebus Obat Ratusan Juta Rupiah, Bagaimana Sebenarnya Regulasinya

Baca juga: Kisah Keluarga TKW Asal Jember yang Dapati Jenazah Kerabatnya Tertukar dengan TKW Asal Sragen

Para pelaku UMKM biasanya hanya mengganti produk, menjadi reseller, pokoknya apa yang bisa dijual ya dijual," katanya.

Adi menambahkan jika yang paling terdampak adalah UMKM kerajinan, seperti batik, dan knalpot.

"Kalo sembako sih tidak terlalu, dan kuliner masih bisa bertahan," tuturnya. (jti)

Sumber: Tribun Pantura
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved