Berita Jateng
Pesta Durian di Sigaluh Banjarnegara Tak Digelar Tahun Ini karena Pandemi Corona
Cuaca ekstrem tahun ini menambah derita petani durian di Kabupaten Banjarnegara di tengah cekaman pandemi Covid 19.
Penulis: khoirul muzaki | Editor: muh radlis
TRIBUNPANTURA.COM, BANJARNEGARA - Cuaca ekstrem tahun ini menambah derita petani durian di Kabupaten Banjarnegara di tengah cekaman pandemi Covid 19.
Pandemi telah melumpuhkan berbagai sektor kehidupan masyarakat, termasuk pertanian.
Harusnya awal tahun ini jadi berkah bagi petani durian di Kecamatan Sigaluh, salah satu sentra penghasil durian di Banjarnegara.
Awal tahun biasanya petani menikmati panen raya. Hasil panen melimpah.
Setiap butir buah bisa ditukar dengan lembaran rupiah.
Di akhir Januari 2020 lalu, masyarakat bahkan menggelar Pesta Durian di objek wisata Curug Pitu, Desa Kemiri Kecamatan Sigaluh.
Pengunjung bisa menikmati durian sepuasnya hanya dengan membayar seratusan ribu.
Masyarakat yang tergabung dalam Badan Kerjasama Antar Desa (BKAD) Kawisesa juga menggelar Pasar Durian di pinggir jalan nasional, Desa Randegan Kecamatan Sigaluh yang berhasil mengundang masyarakat berbagai daerah untuk datang.
Tetapi pemandangan itu tidak terlihat di awal tahun ini.
Pandemi membuat panitia meniadakan kegiatan Pesta Durian maupun Pasar Durian karena berpotensi melahirkan kerumunan.
Tetapi pandemi bukan satu-satunya alasan panitia meniadakan kegiatan. Hasil panen tahun ini kurang memuaskan.
"Karena pandemi, hasil panen juga sedikit, Pesta Durian dan Pasar Durian tidak digelar tahun ini, " kata Eko Parmadi, petani Durian sekaligus penyelenggara Pesta Durian 2020, Rabu (3/2/2021)
Eko mengatakan, hasil panen petani saat ini menurun drastis di banding bulan sama tahun lalu.
Produktivitas pohon jauh berkurang.
Biasanya, saat musim panen raya tahun lalu, sehari produksi buah Durian di Desa Kemiri mencapai sekitar 1000 sampai 2000 butir tiap harinya.
Tetapi saat ini, kata dia, setiap hari Durian yang dipanen di desa itu hanya berkisar 100 sampai 200 butir.
Bukan hanya produktivitas buah Durian yang menurun.
Kualitas buah Durian saat ini juga tidak sebagus musim normal.
Banyak ditemukan buah dengan rasa hambar atau kurang manis.
Akibatnya, petani atau pedagang harus menyortir lagi hasil panennya yang sedikit agar tidak mengecewakan pelanggan.
Menurunnya produktivitas buah hingga sebagian kurang manis ini disinyalir karena dampak cuaca ekstrem.
Curah hujan yang terlalu tinggi ternyata kurang menguntungkan bagi petani.
Banyak bunga atau bakal buah yang rontok sehingga tidak berkembang menjadi buah.
Padahal permintaan buah Durian, meski pandemi, tetap tinggi saat ini.
Terlebih Durian lokal dari Kecamatan Sigaluh cukup dikenal oleh masyarakat luar karena keunggulannya.
Beberapa varietas Durian Lokal dari daerah ini bahkan sempat memenangi kontes Durian di tingkat provinsi maupun nasional.
"Permintaan Durian banyak dari luar kota, Jakarta, Semarang, Yogya, " katanya. (aqy)