Berita Pemalang
Pihak Bersengketa Terkait Penutupan Jalan di Desa Widodaren Pemalang Sepakat Berdamai
Polemik dua keluarga di Desa Widodaren, Kecamatan Petarukan, Pemalang, terkiat penutupan akses jalan berujung damai.
Penulis: budi susanto | Editor: muh radlis
Penulis : Budi Susanto
TRIBUNPANTURA.COM, PEMALANG - Polemik dua keluarga di Desa Widodaren, Kecamatan Petarukan, Pemalang, terkiat penutupan akses jalan berujung damai.
Setelah dimediasi jajaran Polres Pemalang, Kodim Pemalang, serta Pemerintah Desa Widodaren. Pihak keluarga Suharto meminta maaf, atas statmen tertutupnya akses jalan yang dilontarkan ke media.
Keluarga Sukendro yang memiliki bangunan, secara terbuka memberikan maaf, kepada keluarga Suharto yang juga tetangga di Desa Widodaren.
Diwakili Tri Budi Utomo, pihak keluarga Suharto, yang didampingi keluarga, ia menyampaikan maafnya jika keluarganya memiliki kesalahan.
"Kami meluruskan, kami tidak berniat meviralkan, namanya manusia pasti ada kesalahan. Kami sekeluarga meminta maaf sebesar-besarnya kepada keluarga Sukendro yang juga tetanga kami," paparnya, Sabtu (13/3/2021).
Dilanjutkannya, keluarganya ingin menjaga silaturahmi baik dengan keluarga Sukendro.
"Kalau gontok-gontokan tidak baik, kami menyadari itu. Kami akan berupaya dengan segala cara untuk menjaga silaturahmi dengan keluarga Sukendro," jelasnya.
Terpisah, Sukendro menerangkan, pihak keluarga sudah memaafkan keluarga Suharto.
"Sesama manusia kami wajib memaafkan, dan kami sudah menerimanya," katanya.
Sukendro juga menerangkan, keluarganya bersedia membicarakan permasalahan bersama keluarga Suharto guna mencari titik terang.
"Kami bersedia untuk membicarakan secara kekeluargaan dengan keluarga Suharto, supaya tercapai kesepakatan terkait penjualan tanah," ucapnya.
Adapun, Kapolsek Petarukan AKP Heru Irawan, menuturkan, kesalahpahaman tersebut harus diselesaikan secara damai.
"Kami imbau dua belah pihak sabar, dan menghadapi permasalan dengan kepala dingin, supaya tercapai kesepakatan untuk menyelesaikan permasalahan secara damai," tambahnya.