Berita Tegal
Jadi Simbol Gotong Royong, 4 Tradisi Ini Masih Eksis di Masyarakat Nelayan Kota Tegal
Jadi Simbol Gotong Royong, 4 Tradisi Ini Masih Eksis di Masyarakat Nelayan Kota Tegal
Penulis: Fajar Bahruddin Achmad | Editor: yayan isro roziki
Penulis: Fajar Bahruddin Achmad
TRIBUNPANTURA.COM, TEGAL - Kehidupan masyarakat di Indonesia tidak bisa lepas dari yang namanya tradisi.
Ya, tradisi adalah kebiasaan turun-temurun dari nenek moyang yang masih eksis hingga sekarang.
Begitu juga untuk Tegal, daerah yang disebut sebagai Kota Bahari.
Baca juga: Ternyata Ini Alasan Nelayan Kota Tegal Rami-ramai Jemur Rebon di Jalan Lingkar Utara
Baca juga: Tolak Impor Garam, Serikat Nelayan NU Kritik Pemerintah: Kuncinya di Petani, Bukan Importir Garam
Baca juga: Langka, Ada Pohon Kelapa Gading Bercabang 9 di Jepara, Pemilik: Tanaman Turun Temurun
Baca juga: Dua Bocah Tewas di Lubang Galian C, DPRD Pemalang Minta Pemerintah Evaluasi Keamanan Tambang
Ada beberapa tradisi yang masih dilakukan oleh masyarakat, khususnya di kalangan nelayan.
Tokoh masyarakat pesisir, Tambari Gustam mengatakan, sebetulnya banyak tradisi yang ada di kalangan nelayan Kota Tegal.
Tapi karena perkembangan zaman, beberapa tradisi mulai ditinggalkan.

Seperti tradisi yang masih memfokuskan kepada kepercayaan animisme dan dinamisme.
Meski begitu, menurut Tambari, ada empat tradisi yang masih eksis di kalangan nelayan Kota Tegal.
Tradisi itu bertahan karena mengandung nilai gotong royong nelayan.
Berikut penjelasannya:
1. Tradisi Sambat Jog Perahu
Tambari mengatakan, sambat jog perahu menjadi tradisi gotong royong nelayan untuk menurunkan perahu ke sungai.
Tradisi tersebut menjadi simbol kegotongroyongan masyarakat di pesisir yang masih kental dan dilestarikan.
Meskipun saat ini sudah ada alat pendorong modern yang disebut hidrolis.