Berita Kendal
Pasar Sore Waliku, Cerita Warga Kaliwungu Kendal Bangkitkan Perekonomian di Tengah Pandemi
Pasar Sore Waliku, Cerita Warga Kaliwungu Kendal Bangkitkan Perekonomian di Tengah Pandemi
Penulis: Saiful Masum | Editor: yayan isro roziki
Penulis: Saiful Ma'sum
TRIBUNPANTURA.COM, KENDAL - Banyak cara yang bisa dilakukan masyarakat agar tetap bertahan di tengah pandemi Covid-19. Begitu pula dalam mengais pendapatan tambahan untuk mencukupi kebutuhan keluarga.
Di Kendal, warga Kaliwungu memanfaatkan celah turunnya angka kasus Covid-19 untuk segera bangkit.
Tanpa mengurangi protokol kesehatan, pasar dadakan dibentuk dengan menyulap Pasar Syawalan menjadi Pasar Mingguan.
Baca juga: Pembebasan Lahan Tol Semarang-Demak Bermasalah, Warga Datangi DPRD Jateng, Ini Kata Wakil Rakyat
Baca juga: Kemensos RI Datangi Rumah Gading, Difabel Penjual Rokok Keliling di Alun-alun Kajen: Masya Allah
Baca juga: BREAKING NEWS: Densus 88 Datangi Rumah Terduga Teroris di Purwokerto, Ini Kesaksian Tetangga
Baca juga: Kepengurusan Petanesia Kudus Telah Terbentuk, Mawahib: Sesuai Dawuh Habib Luthfi
Aktivitas jual beli berbagai produk makanan hingga kerajinan ini mampu mengundang pengunjung hingga ke daerah-daerah lain.
Spesialnya, pasar Waliku hanya dibuka sepekan sekali, tepatnya pada Jumat sore hingga malam hari.
Pengunjung pasar tidak hanya melulu berburu makanan dan dagangan saja.
Bisa juga sambil berziarah di makam wali Musyafa komplek Bukit Jabal Desa Kutoharjo Kaliwungu.
Ketua pengelola Pasar Waliku, Eko Tri Jatmiko (58) mengatakan, pembukaan pasar ini diinisiasi oleh Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa (LPMD) Desa Kutoharjo.
Dengan tujuan, memberikan wadah untuk menampung pedagang Desa Kutoharjo yang mempunyai usaha agar bisa mendapatkan tambahan penghasilan melalui berjualan.
"Pasar ini dibuka kembali pada 26 Maret lalu. Ada puluhan pedagang, mulai dari jajanan, kerajinan, hingga kulineran, dan Alhamdulillah ramai," terangnya, Jumat (2/4/2021).
Pasar sore yang disulap menjadi wisata kuliner ini baru dua kali dibuka.
Setidaknya ada 70 pedagang yang sudah aktif menjajakan daganganya setiap Jumat pukul 16.00 - 21.00 WIB.
Eko berharap, di dalam pasar ini nantinya bisa menampilkan produk-produk khas Kaliwungu seperti sumphil hingga ndok mimi agar bisa menjadi ciri khas pasar.
Bersama para pemuda desa, ia mempunyai target dengan dibukanya pasar ini bisa memberikan tambahan penghasilan bagi warga minimal setiap sepekan sehari.