Berita Kriminal
Oknum TNI AD Bunuh Guru SD, Korban Dicekik setelah Ambil Seragam Persit, Mayat Dibuang ke Jurang
Oknum TNI AD Bunuh Guru SD, Korban Dicekik setelah Ambil Seragam Persit, Mayat Dibuang ke Jurang, Ditemukan Tinggal Tulang
TRIBUNPANTURA.COM - Oknum Tentara Nasional Indonesia (TNI) Angkatan Darat (AD), Prajurit Kepala (Praka) MAM, membunuh seorang perempuan guru sekolah dasar (SD).
Korban diduga dibunuh dengan cara dicekik saat mereka --pelaku dan korban-- duduk berduaan, beberapa saat setelah mengambil seragam persatuan istri tentara (Persit).
Mayat korban kemudian dibuang ke jurang sedalam 100 meter, dan ditemukan kemudian setelah tinggal tulang-belulang.
Baca juga: Oknum TNI Bunuh Guru Honorer, Kesal Sering Ditanya Kapan Nikah, Belulang Korban Ditemukan di Kaltim
Baca juga: Viral Video Anggota TNI-Polri Dikeroyok Sekelompok Orang, 1 Personel Tewas, Pelaku Terindentifikasi
Baca juga: Oknum Prajurit Raider Berkhianat, Gabung KKB di Papua, Langsung Dipecat TNI, Begini Faktanya
Baca juga: TNI Jadi Institusi yang Paling Dipercaya Anak Muda, Kalahkan Presiden, Polri dan KPK
Mayat perempuan tinggal tulang belulang itu ditemukan di kawasan Jalan Transad, Balikpapan Timur pada Selasa (13/4/2021).
Identitas mayat tersebut diketahui sebagai RR (30) seorang guru SD warga kelurahan Batu Amapar, Balikpapan Utara. Ia telah dilaporkan hilang oleh keluarganya sejak 1 Maret 2021.
Polisi pun melakukan penyelidikan dan RR diketahui tewas dibunuh oleh kekasihnya sendiri, Praka MAM (30) anggota TNI AD yang bertugas di Balikpapan, Kalimantan Timur.
Pembunuhan terjadi karena Praka MAM kesal kekasihnya terus mendesak dan bertanya kapan menikah.
Kenal di FB, orangtua MAM telah siapkan calon istri di Jawa
MM dan RR berkenalan di Facebook. Mereka kemudian menjalin hubungan sejak 2019.
Selama berpacaran, MAM kerap datang ke rumah RR. Oleh ayah RR, Kuswanto, MAM sudah dianggap sebagai anak sendiri.
Setelah menjalan hubungan asmara, MAM dan RR berencana untuk menikah.
Namun situasi berubah saat orangtua MAM yang ada di Pulau Jawa tak menginginkan menantu dari Kalimantan.
Bahkan orangtua MAM telah menyiapkan calon istri anaknya.
Kuswanto mengatakan sejak mengetahui hal tersebut, hubungan anak perempuannya dengan MAM tak harmonis.
RR yang periang pun berubah menjadi pendiam dan terlihat murung.
Melihat anak gadinya berubah sikap, Kuswanto meinta penjelasan pada RR.
Saat itu RR mengatakan jika hubungan asmara mereka tak restui oleh orangtuan MAM.
“Kurang harmonis. Mereka telepon saya sering dengar. Saya enggak tahu ternyata anak ini (MAM) punya niat jahat kepada anak saya,” ungkap Kuswanto saat dihubungi Kompas.com, Senin (19/4/2021).
Meski tak disetujui orangtunya, MAM berjanji di depan keluarga Kuswanto untuk menikahi RR.
Janji tersebut disambut baik oleh keluarga RR. Namun Kuswanto merasa MAM berbohong karena tak ada perkembangan terkait rencana pernikahan.
“Rencana pernikahan ada. Tapi secara lisan saja. Saya rasa cuma ngelabui."
"Saya tanya sampai di mana perkembangan pernikahan. Jawabannya gitu-gitu aja,” terang Kuswanto.
Dicekik saat ambil seragam persit, mayat dibuang ke jurang
RR terakhir kali pamit meningalkan rumah pada Senin (1/3/2021) sekitar pukul 09.00 Wita.
Selesai berdandan, ia menuju Kantor BPJS Kesehatan di Balikpapan Selatan menggunakan motor.
Setelah urusan selesai, RR berencana mengambil baju persatuan istri TNI (Persit) yang ia pesan di tukang jahit di daerah Manggar, Balikpapan Timur.
Diduga ia bersama MAM dan saat itu, RR dibunuh oleh kekasihnya.
Dikutip dari Tribunkaltim.co, disebutkan jika RR dicekik dengan tangan kanan hingga meninggal saat duduk berdua.
Lalu ia membuang mayat RR ke sebuah jurang sedalam 100 meter di Jalan Trasand, Balikpapan Timur.
Kapendam VI/Mulawarman, Letkol Inf Muhammad Taufik Hanif mengatakan 2 minggu setelah pembunuhan, Praka MM kembalo ke lokasi pembunuhan dan mengambil pakaian RR dengan niat menghilangkan jejak.
Pakaian RR lalu dibuang di lokasi yang berjarak sekitar 2-3 kilometer.
"Kalau pengakuan (keluarga) korban, jaket, jilbab kalau tidak salah, diambil kemudian dibuang ke tempat yang jauhnya sekitar 2-3 kilometer dari TKP," jelas Letkol Inf Taufik.
Namun ia mengatakan pihak kepolisian masih melakukan pendalaman karena terdapat perbedaan ketarngan dari tersangka dan keluarga korban.
Nikah Ikut mencari korban
Mengetahui anaknya tak pulang, Kuswanto kebingungan dan ia menghubungi nomor ponsel kekasih anaknya.
Namun ponsel MAM sempat di luar jangkauan. Saat itu Kuswanto ingin bercerita jika RR belum kunjung pulang.
Ia terus mencoba menghubungi MAM. Namun telponnya tak diangkat walaupun nada dering menyambung.
Keesokan harinya, Selasa (2/3/2021) Kuswanto kembali menghubungi MAM dan meminta ia datang ke rumah.
Anggota TNI AD itu datang Selasa sore sekitar pukul 17.00 Wita.
Kuswanto pun bercerita jika RR belum pulang ke rumah. MAM berdalih terakhir ketemu RR Senin siang di daerah Manggar.
Setelah itu ia putus komunikasi karena korban pergi bersama temannya.
Sejak itu, MAM pura-pura ikut mencari sang pacar yang disebut hilang.
“Minggu (pekan) pertama dan kedua saya cari sama dia (pelaku) didampingi danremnya. Kalau dia (pelaku) cari pasti mampir ke rumah. Bilang mutar ke sana ke sini."
"Setiap dia keluar cari selalu dalam pengawasan kompi. Mereka mampir ke rumah. Danremnnya juga dia bohongi karena temani dia cari anak saya,” terang Kuswanto.
Satu bulan terlewati RR tak kunjung ditemukan.
Jumat, (9/4/2021), Polisi Militer Kodam VI/Mulawarman tiba-tiba memeriksa MAM.
Pemeriksaan dilakukan karena, didapat bukti korban terakhir ketemu MAM setelah dinyatakan hilang.
Pemeriksaan dilakukan intensif hingga terbongkar pada, Senin, (12/4/2021).
Rabu (14/4/2021), peti mati berisi tulang belulang RR tiba di rumah duka di Perumahan Batu Ampar, Balikpapan Utara.
Minta dihukum mati
Isak tangis mengiringi pemakaman RR. Kuswanto mengatakan, polisi militer Kodam menemukan motor korban di sebuah bengkel di daerah Manggar.
Semua mesin motor milik anaknya itu sudah dibongkar diduga untuk menghilanhkan barang bukti.
“Mesinnya sudah dilepas tinggal kerangka. Sepertinya dia (pelaku) mau hilangkan barang bukti. Kerangka motor sekarang di sita polisi (polisi militer Kodam),” tutur Kuswanto.
Kuswanto berharap pelaku mendapat hukum setimpal sesuai perbuatannya.
“Kami minta dihukum mati saja, sesuai perbuatannya. Itu bukan manusia lagi itu, iblis itu Pak,” tutup Kuswanto.
Kapendam VI/Mulawarman Letkol Inf Taufik Hanif mengatakan saat ini pelaku sudah ditahan.
"Masih tahap penyidikan di pomdam. Sedang dilengkapi berkas-berkasnya," ungkap dia saat dihubungi terpisah.
Taufik menegaskan, pihaknya akan memproses kasus ini secara hukum sampai tuntas.
"Diproses KUHP dan hukum yang berlaku," tutupnya.
Praka MAM terancam hukuman mati dengan jerat Pasal 340 KUHP.
Sebelum itu, ia akan menjalani persidangan di Pengadilan Militer untuk mencabut kedinasan atau pemecatan. (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Kronologi Oknum TNI Bunuh Guru SD gara-gara Didesak untuk Menikah, Dibunuh Saat Ambil Seragam Persit
Baca juga: Anggota Kopassus dan Brimob Dikeroyok, Polisi Periksa 5 Saksi, Pelaku Dikabarkan Ditangkap
Baca juga: Mengapa Mudik Dilarang Objek Wisata Buka? Sandiaga Uno: Pariwisata Bukan Masalah, tapi Solusi
Baca juga: Begini Skenario Pemkot Pekalongan Antisipasi Pemudik Dini yang Curi Start, Aaf: Libatkan RT/RW
Baca juga: Bagaimana Kelanjutan Kasus Dugaan Korupsi Revitalisasi Alun-alun Kota Tegal? Begini Kata Kejaksaan