Larangan Mudik Jateng
Jumlah Pemudik Positif Covid-19 di Pekalongan Bertambah, Dinkes Ungkap Kondisi Mereka
Jumlah Pemudik Positif Covid-19 di Pekalongan Bertambah, Dinkes Ungkap Kondisi Mereka
Penulis: Indra Dwi Purnomo | Editor: yayan isro roziki
Penulis : Indra Dwi Purnomo
TRIBUNPANTURA.COM, KAJEN - Jumlah pemudik di Kabupaten Pekalongan yang dinyatakan positif Covid-19 bertambah tiga orang.
Sehingga, sampai saat ini total terdapat 4 orang pemudik yang dinyatakan positif Covid-19 berdasarkan hasil rapid test antigen.
Sementara, jumlah total pemudik yang tiba di Kabupaten Pekalongan tercatat 14.556 orang, per Minggu (9/5/2021).
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Pekalongan Setiawan Dwiantoro mengatakan, ada tambahan tiga orang pemudik yang terpapar Covid-19 berdasarkan hasil tes rapid antigen yang dilakukan secara sampling.
"Tiga orang pemudik itu berasal dari Kecamatan Paninggaran. Kondisi ketiga pemudik yang terpapar virus corona dalam keadaan baik."
"Saat ini, mereka menjalani isolasi mandiri dengan pantauan satgas Covid-19 tingkat desa dan kecamatan," kata Setyawan Dwiantoro kepada Tribunpantura.com, Selasa (11/5/2021).
Wawan panggilan akrabnya kepala dinas kesehatan Kabupaten Pekalongan mengungkapkan jumlah pemudik yang terpapar Covid-19 berjumlah empat orang.
Tiga orang dari Kecamatan Paninggaran dan satu pemudik dari Kecamatan Karanganyar.
Selain itu, dengan meningkatkannya jumlah pemudik di Kabupaten Pekalongan pemeriksaan rapid antigen akan diperbanyak.
"Semua pemudik yang bergejala, akan menjalani rapid antigen."
"Jika pemudik itu positif, maka tracking di sekitar kasus juga akan dilakukan."
"Sehingga upaya pencegahan penularan lebih luas bisa diantisipasi."
"Komitmen dari semua unsur, dari tingkat kabupaten, kecamatan, dan desa untuk melakukan pendataan dan pengawasan pemudik."
"Tujuannya agar bisa mencegah munculnya klaster-klaster baru," ungkapnya.
Pihaknya berpesan kepada para pemudik yang lolos penyekatan dan sekarang berada di kampung halaman untuk mematuhi protokol kesehatan.
Pemudik diimbau untuk selalu memakai masker, menjaga jarak, dan rajin mencuci tangan.
"Saat di kampung, diimbau untuk tidak bepergian terlebih dahulu untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan, terutama dari kemungkinan adanya kasus orang tanpa gejala."
"Kami juga menekankan agar pemudik yang memiliki gejala segera memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan terdekat seperti di Puskesmas," pesannya.
Klaster pemudik dan keagamaan di Kabupaten Semarang
Terpisah, ditemukan klaster baru Covid-19 di Kabupaten Semarang. Berasal dari klaster pemudik dan kegiatan keagamaan di kabupaten tersebut.
Dari klaster pemudik, diketahui sebanyak tujuh pemudik yang baru tiba di Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, dinyatakan positif Covid-19.
Sementara, di Kecamatan Tuntang ditemukan 3 pasien positif Covid-19, serta sedang ditracing siapa saja yang kontak erat dengan mereka.
Hasil tersebut diketahui setelah mereka menjalani uji cepat antigen yang dilakukan petugas kesehatan.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Semarang dr Ani Raharjo mengatakan, ketujuh pemudik tersebut menjalani isolasi mandiri oleh pemerintah desa setempat dan di rumah singgah.
"Lima pemudik ditempatkan di rumah singgah Suwakul."
"Mereka berasal dari Kalimantan, NTB dan Boyolali dengan tujuan Ungaran Timur, Bandungan dan Ungaran Barat," kata Ani dalam keterangan tertulis Selasa (11/5/2021).
Ani menambahkan seorang pemudik dari Bekasi dengan tujuan Desa Boto, Kecamatan Bancak, ditempatkan di rumah singgah Hotel Garuda Getasan.
Sedangkan satu pemudik positif dari Batang Bungo Tebo, Jambi, tujuan Desa Brongkol, Kecamatan Jambu, Kabupaten Semarang, menjalani isolasi mandiri di desa tujuannya.
Selain dari pemudik, Dinas Kesehatan Kabupaten Semarang juga menemukan klaster penularan dari kegiatan keagamaan di Desa Karang Tengah, Kecamatan Tuntang.
Sebanyak tiga orang dinyatakan positif Covid-19 dan saat ini sedang di-tracing kontak eratnya.
Sementara itu Bupati Semarang Ngesti Nugraha meminta warga untuk terus mematuhi protokol kesehatan guna menekan penyebaran Covid-19.
“Saat ini Kabupaten Semarang termasuk zona risiko sedang atau oranye. Kegiatan warga termasuk pelaksanaan shalat Idul Fitri akan diatur dengan ketat,” tegasnya.
Pengaturan kegiatan shalat Idul Fitri, lanjut Ngesti, akan dilakukan bekerja sama dengan Kementerian Agama Kabupaten Semarang dan tokoh agama.
Dikatakan, penentuan lokasi dan izin melaksanakan salat Idul Fitri memperhatikan zonasi sangat mikro.
Khusus untuk zona merah, tidak dianjurkan pelaksanaan shalat di lapangan terbuka.
Shalat Id hanya dapat dilakukan di mushala dan masjid dengan pembatasan jemaah lebih dari separuh kapasitas normal. (Dro/kcm)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/pantura/foto/bank/originals/ilustrasi-virus-corona-atau-covid-19.jpg)