Penanganan Corona
Penutupan Tempat Wisata di Kabupaten Tegal Diperpanjang, Begini Response Para Pedagang
Kembali diperpanjangannya Gerakan Kabupaten Tegal Bangkit Melawan Covid-19 sampai 5 Juli 2021.
Penulis: Desta Leila Kartika | Editor: Rival Almanaf
Penulis: Desta Leila Kartika
TRIBUNPANTURA.COM, SLAWI - Kembali diperpanjangannya Gerakan Kabupaten Tegal Bangkit Melawan Covid-19 sampai 5 Juli 2021 dirasa memberatkan, terutama bagi pelaku wisata seperti pedagang di area objek wisata Guci karena kembali tidak bisa berjualan.
Kehilangan pendapatan sejak awal gerakan dicanangkan pada 10 Juni 2021 lalu dan diperpanjang lagi sampai 5 Juli 2021, Pedagang Pisang dan Oleh-oleh di Objek Wisata Guci, Ipah, mengaku sangat keberatan karena ia tidak bisa berjualan sehingga stok pisang yang ia miliki busuk dan pada akhirnya merugi.
Ipah pun berharap Pemkab Tegal mengizinkan tempat wisata beroperasi (buka) seperti biasa.
Baca juga: Seorang Pria Meninggal Mendadak Saat Mau Sarapan di Warung Maka
Baca juga: Kapolresta Solo Pastikan Kasus Perusakan 12 Makam di Mojo Pasar Kliwon Tetap Berlanjut
Baca juga: Kawah Sikidang dan Objek Wisata Dieng yang Dikelola Pemkab Banjarnegara Tetap Buka
"Selama penutupan saya tidak berjualan akhirnya stok pisang yang ada di rumah pada busuk. Kenapa tidak berjualan di tempat lain, misal di pasar harusnya punya lapak jualan, mau asal jualan saja juga tidak bisa karena ada paguyuban yang mengatur. Ya saya harap ada keringanan dari pemerintah supaya tempat wisata bisa dibuka lagi, karena kasihan pedagang tidak ada pemasukan dan merugi," ungkap Ipah, pada Tribunjateng.com, Kamis (24/6/2021).
Mengira tempat wisata akan kembali buka pada 24 Juni 2021 karena sesuai Surat Edaran pertama berakhir pada 23 Juni 2021, Ipah sudah terlanjur menerima kiriman pisang sebanyak 37 tundun ternyata penutupan wisata diperpanjang.
Padahal per tundun dihargai Rp 100 ribu, jadi jika dihitung Rp 100 ribu dikali 37 paling tidak kerugian Rp 3,7 juta.
Alhasil sampai sekarang ia belum bisa membayar ke pengirim karena belum ada uang untuk dibayarkan.
"Kalau membahas kerugian ya lumayan, karena saya kan pisang nya juga mengambil dari orang lain. Sekali angkut bisa 30 tundun lebih itu untuk seminggu dan kalau wisata buka, misal tutup ya pasti saya rugi. Rata-rata jika dihitung selama wisata tutup saya rugi Rp 100 - 200 ribu per hari," terangnya.
Selama Objek Wisata Guci tutup, Ipah mengaku tidak ada kegiatan lain alias menganggur. Begitu juga sang suami karena selama ini kegiatannya membantu Ipah di lapak jualannya.
Sementara itu Kepala UPTD Objek Wisata Guci, Ahmad Abdul Hasib menambahkan, pihaknya sudah berupaya melakukan beberapa hal untuk membantu pelaku wisata termasuk pedagang satu di antaranya mengadakan audiensi dengan Wakil Bupati Tegal Sabilillah Ardie, sebelum ia dinyatakan terkonfirmasi positif Covid-19.
Wabup Ardie pun langsung memantau ke Objek Wisata Guci apakah sudah mematuhi protokol kesehatan atau belum.
Hasib pun menyebut, sarana protokol kesehatan seperti tempat cuci tangan sudah diperbaiki, papan pengumuman informasi mengenai Covid-19, protokol kesehatan, juga sudah terpasang di beberapa titik.
Termasuk melakukan penandatanganan komitmen bersama pelaku usaha supaya menaati protokol kesehatan.
Baca juga: Ganjar Pranowo Perintahkan Daerah Zona Merah Terapkan Lockdown Mikro, Termasuk Kabupaten Tegal.
• Dalam Sehari 73 Orang Terpapar Covid-19 di Kabupaten Tegal
Baca juga: Musim Kemarau Tapi Hujan Tetap Terjadi di Tegal Raya, Ini Penjelasan BMKG
Pihaknya pun melalui Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kabupaten Tegal berusaha membantu pedagang dengan membuat Gerakan Peduli Pedagang atau GPP.