Berita Slawi

Carabikang Mba Am, Jajanan Tradisional Khas Tegal Resep Turun Temurun dari Orang Tua

Carabikang jajanan tradisional yang bisa kita jumpai terutama di pasar tradisional atau pun lokasi lainnya, menjadi salah satu jajanan yang wajib dico

Penulis: Desta Leila Kartika | Editor: muh radlis
TRIBUN PANTURA/DESTA LEILA KARTIKA
Jajanan tradisional khas Tegal Carabikang yang diproduksi oleh Siti Aminah (46) mendapat resep turun temurun dari orangtua dan sudah ada sejak 26 tahun yang lalu. Berlokasi di RT 15 RW 06, Kelurahan Slawi Wetan, Kabupaten Tegal, Senin (26/7/2021). 

TRIBUNPANTURA.COM, SLAWI - Carabikang jajanan tradisional yang bisa kita jumpai terutama di pasar tradisional atau pun lokasi lainnya, menjadi salah satu jajanan yang wajib dicoba khususnya jika sedang berkunjung ke Kabupaten Tegal.

Meski di daerah lain anda bisa menemukan jajanan sejenis Carabikang, namun untuk Carabikang di Kabupaten Tegal memiliki cita rasa tersendiri.

Salah satunya Carabikang yang dibuat oleh Siti Aminah (46) atau yang lebih dikenal dengan nama Carabikang Mba Am.

Mendapat resep turun temurun dari orangtua, Aminah mengaku sudah mulai membuat Carabikang kemudian memasarkannya sejak tahun 1995 atau kurang lebih sudah 26 tahun menjalani usaha membuat jajanan tradisional ini.

Tidak serta merta menerima resep dari orangtua begitu saja, Aminah juga berinovasi (mengembangkan) sehingga usaha yang ia rintis bersama sang suami bisa bertahan hingga sekarang.

"Carabikang kuncinya ada dibahan-bahan pembuatannya, selain itu pemilihan gula pasir, santan, dan kombinasinya juga harus pas, karena kalau tidak sesuai maka cita rasa pasti berbeda. Carabikang rasanya ya lebih ke gurih dan manis, kalau yang saya buat ada yang warna coklat, merah muda, dan hijau, tapi kalau varian rasa ya tidak ada hanya dipermainan warna saja," jelas Aminah, saat ditemui Tribunjateng.com di rumah produksinya, Senin (26/7/2021) dini hari.

Biasanya, Carabikang buatan Aminah banyak dipesan oleh penjual jajanan tradisional baik yang di pasar atau pun membuka lapak sendiri.

Terkadang ia juga menerima pesanan untuk acara hajatan, pengajian, sarahan atau seserahan, dan lain-lain.

Tak heran setiap harinya, Aminah dibantu suami, satu keponakan, dan sang anak, memulai proses produksi membuat Carabikang dari tengah malam sampai dini hari bahkan jika sedang banyak pesanan bisa sampai pagi hari. 

Katakan dari jam 23.00 WIB sampai keesokan harinya pukul 08.00 WIB pagi. 

Menurut Aminah, karena mayoritas pembeli di tempat nya adalah pedagang di pasar, maka supaya Carabikang buatannya tetap fresh, hangat, dan tahan lama (tidak mudah basi), maka ia memilih waktu dini hari untuk memulai produksi. 

Selain itu jika proses pembuatan Carabikang terlalu cepat atau terburu-buru mengurangi tekstur Carabikang menjadi kaku. 

Adapun proses awal penyatuan bahan-bahan utama seperti tepung terigu, tepung beras, gula pasir, garam, santan kental, pewarna makanan, dan lain-lain, sampai membentuk adonan yang siap untuk dipanggang. 

Setelah adonan siap, tempat untuk memanggang sebelumnya sudah dipanaskan di api sedang kemudian mulai dicetak satu per satu sampai matang. 

Dari proses awal membuat adonan sampai Carabikang dikemas dan siap dipasarkan, menurut Aminah membutuhkan waktu paling tidak 1 jam. 

Halaman
12
Sumber: Tribun Pantura
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved