Berita Jateng
Muncul Klaster PTM di Jateng, Komisi X DPR RI Minta Slot Khusus Vaksinasi untuk Siswa dan Guru
Muncul Klaster PTM di Jateng, Komisi X DPR Ri Minta Slot Khusus Vaksinasi untuk Siswa dan Guru Mujib Rohmat golkar
Penulis: mamdukh adi priyanto | Editor: yayan isro roziki
TRIBUNPANTURA.COM, SEMARANG - Munculnya klaster baru Covid019 dari sejumlah sekolah di Jawa Tengah (Jateng) yang menggelar pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas mendapat perhatian serius dari Komisi X DPR RI.
Anggota Komisi X DPR, Mujib Rohmat, menuturkan munculnya kasus Covid-19 di lingkungan sekolah di beberapa daerah di Provinsi Jawa Tengah harus menjadi perhatian serius para pihak terkait.
Mujib meminta ada mitigasi dari satgas setempat untuk proses tracing atau penelusuran kasus covid yang terjadi di tengah berlangsungnya pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas itu.
"Kemarin di-tracing dan di-testing kan ternyata kasus muncul dari luar (lingkungan sekolah), artinya bisa jadi dari keluarga atau peserta didik jalan-jalan ke mana."
"Kalau terjadi penularan, sekolah harus langsung ditutup, karena kalau diteruskan penyebaran akan luar biasa," kata Mujib usai acara dengar pendapat dengan civitas akademika Universitas PGRI Semarang (UPGRIS), Kamis (23/9/2021).
Jika muncul kasus seperti itu, lanjutnya, proses tracing harus digencarkan.
Setelah itu dilakukan testing, jika ditemukan positif langsung dilakukan treatment.
Pihaknya juga menyoroti terkait proses vaksinasi untuk pelajar.
Menurutnya, vaksin untuk anak-anak atau pelajar masih sangat sedikit.
Karena itu, ia akan meminta kementerian terkait untuk memberikan slot khusus vaksin untuk pelajar, guru, dan tenaga kependidikan.
Jika ada slot khusus, tentunya dosis vaksin untuk dunia pendidikan ini tidak dibagi dengan yang lain sehingga bisa memadai.
Slot khusus vaksin yang dimaksud seperti halnya vaksin untuk tenaga kesehatan dan aparat keamanan.
"Dengan begitu, diharapkan terbentuk herd immunity atau kekebalan kelompok."
"Sehingga sistem pendidikan tatap muka lebih bagus lagi," kata wakil rakyat dari Fraksi Partai Golkar ini.
Dengan adanya herd immunity di sekolah, orangtua tidak lagi was-was melepas anaknya sekolah.
"Sekolah yang mengadakan simulasi, harus lah tenaga kependidikan dan pendidiknya sudah harus divaksin semua."
"Anak-anak divaksin, jadi orangtua melepas anaknya lebih nyaman."
"Lalu pembelajar diatur dengan protokol kesehatan, durasi pembelajaran dibatasi, jaga jarak, yang masuk hanya 30 persen," ucapnya.
Diberitakan sebelumnya, sejumlah siswa sekolah di Jateng terpapar Covid-19 setelah mengikuti PTM terbatas.