Berita Pekalongan
Wujudkan Pekalongan Satu Angka, Wakil Wali Kota Pekalongan: Data Harus Akurat dan Tepat Sasaran
Wakil Wali Kota Pekalongan Salahudin berharap memiliki satu data daerah yang valid, sehingga setiap kegiatan akan sampai kepada sasarannya.
Penulis: Indra Dwi Purnomo | Editor: Moch Anhar
TRIBUNJATENG.COM, PEKALONGAN - Pemerintah Kota Pekalongan bekerjasama dengan Badan Pusat Statistik (BPS) setempat menyelenggarakan kegiatan Focus Group Discussion (FGD) dalam rangka mewujudkan Kota Pekalongan Satu Angka (Kota Pekalongan Satu Data) Tahun 2022, bertempat di Hotel Santika Pekalongan, Senin (14/2/2022).
Wakil Wali Kota Pekalongan Salahudin menyampaikan, FGD satu data Kota Pekalongan tahun 2022 merupakan salah satu kegiatan yang mampu menghasilkan data yang akurat dan benar untuk dijadikan satu data.
Data ini menjadi bagian penting dari suatu perencanaan, sehingga dengan adanya data yang valid, setiap kegiatan akan sampai kepada sasarannya.
Baca juga: Wali Kota Pekalongan Berharapkan Kadin Mampu Dongkrak Pemulihan Ekonomi Daerah
Baca juga: Tunjang Layanan Keimigrasian, Pemkot Pekalongan Serahkan 1 Mobil Operasional
"Data merupakan bagian penting dalam pemerintahan, dimana satu data akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Jadi, FGD terkait Kota Pekalongan Dalam Satu Data bisa lebih lengkap dan komprehensif data-data yang disajikan ke masyarakat," tutur Wawalkot Salahudin.
Menurutnya, pertemuan FGD ini untuk menyelaraskan persepsi dan komitmen bersama antara produsen data yakni OPD terkait dan BPS sebagai pembina data.
Lalu, Dinas Kominfo sebagai wali data, sehingga diskusi yang digelar pada hari ini bisa menyempurnakan buku Kota Pekalongan Satu Data Tahun 2022 yang akan diterbitkan.
"Dengan begitu, harapannya, setelah data terkumpul bisa lebih lengkap, komprehensif dan akurat, sehingga bisa menjadi acuan atau dasar pengambilan kebijakan oleh Pemerintah Kota Pekalongan agar bisa tepat sasaran, terukur, dan efisiensinya bisa meningkat dibandingkan jika data-data yang belum akurat."
"Kami harapkan juga tenaga yang bekerja di bidang pertanian terdata dengan benar, kira-kira Kota Pekalongan itu masih ada tidak orang-orang yang menjadi buruh tani. Jangan kita paksakan masyarakat harus bertani, ternyata tidak ada pekerja di bidang pertanian," ujarnya.
Baca juga: Berdalih Bisa Memperlancar Rezeki, Dukun Cabul di Jepara Setubuhi Korban hingga 20 Kali
Baca juga: Polisi Tangkap Pemeran Video Mesum Gay di Persawahan Banjarnegara, Pelaku Masih Kelas 1 SMA
Salahudin menambahkan, di daerah lain, sektor pertanian bisa menjadi penghasil dan saling menguntungkan, bisa saja Kota Pekalongan tidak ada sawah pertaniannya, tetapi kabupaten disekitarnya yang menyuplai sektor pakan tersebut.
"Kota Pekalongan bisa menjadi pertumbuhan ekonomi yang baik, sehingga bisa menyerap tenaga kerja di kabupaten sekitar dan bisa saling menguntungkan," tambahnya. (*)