Berita Batang
Coaching Clinic Program Guru Penggerak, Pola Mengajar Perlu Ada Perubahan Cara Pandang Anak Didik
Puluhan guru di Batang mengikuti coaching clinic yang digelar oleh Kemendikbudristek dalam program guru penggerak (PGP) di aula SMKN 1 Kandeman.
Penulis: dina indriani | Editor: Moch Anhar
TRIBUNJATENG.COM,BATANG - Puluhan guru di Kabupaten Batang mengikuti coaching clinic yang digelar oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) dalam program guru penggerak (PGP) di aula SMKN 1 Kandeman, Rabu (16/2/2022).
Koordinator agen guru penggerak Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PPPPTK) Matematika Jawa Tengah, Yuliawanto mengatakan, tujuan dari coaching clinic ini agar para guru mengubah mindset dalam mengajar.
"Dulu mindset guru banyak yang menuntut dan menyamaratakan siswa, ada siswa yang kurang, lalu dibandingkan dengan yang lainnya. Padahal tidak semua siswa itu sama. Dari hasil yang sudah berjalan, guru-guru mindsetnya berubah," tuturnya.
Baca juga: Ada 555 Lapak Kosong di Pasar Johar Semarang, Satpol PP Ancam Segel Bila Tak Ditempati
Baca juga: Hasib Tegaskan Pihaknya Akan Tutup Pemandian Pancuran 13 Guci Tegal Jika Abai Prokes
Ia menggambarkan dalam sebuah kelas ada bebek, kelinci, dan tupai.
Saat pelajaran berenang, pasti bebek paling unggul.
Sebaliknya jika ada pelajaran memanjat, tupai akan lebih unggul, karenanya setiap siswa punya keunggulan masing-masing.
Puncak program pendidikan guru penggerak adalah dengan mengembangkan sekolah sesuai aset yang dimiliki.
"Guru tidak mengeluh dengan keterbatasan aset, melainkan meningkatkan potensi dengan aset yang dimiliki, guru penggerak ini disiapkan untuk menjadi leader," jelasnya.
Bupati Batang Wihaji mengatakan, ada 800-an guru yang mendaftar program guru penggerak.
Hingga saat ini, ada 93 yang di-submit Kemendikbudristekdikti.
Mereka akan menerapkan konsep merdeka belajar, juru Penggerak juga berperan dalam menggerakkan seluruh ekosistem pendidikan.
Tentunya untuk mewujudkan pendidikan yang berorientasi pada peserta didik.
Melalui guru penggerak, inovasi belajar harus digali agar siswa menyukai mata pelajaran tersebut.
"Tidak ada siswa bodoh, yang ada siswa itu bisa memahami dalam belajar atau tidak," imbuhnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Achmad Taufiq mengatakan, pelatihan tersebut dibuka seluas-luasnya untuk siapapun.
Baca juga: Hasib Tegaskan Pihaknya Akan Tutup Pemandian Pancuran 13 Guci Tegal Jika Abai Prokes
Baca juga: Evaluasi PPKM Level 3 Kota Tegal Hasilnya Belum Bagus
Terutama semua pihak yang berprofesi sebagai guru baik yang negeri maupun honorer.
"Kabupaten Batang sendiri guru yang mendaftar untuk menjadi guru penggerak ada seribu lebih cuma yang kita butuhkan kurang dari 100 di situlah pasti akan mencetak guru-guru potensial ke depan yang akan merubah pendidikan lebih baik di Kabupaten Batang," pungkasnya. (*)