Berita Semarang

Komplotan Asal Medan Bobol Saldo Nasabah Bank BUMN Di Kota Semarang Hingga Rp 1,7 Miliar

Komplotan pembobol saldo rekening tabungan nasabah bank dibekuk jajaran Polrestabes Semarang.

TRIBUNPANTURA.COM/RAHDYAN TRIJOKO PAMUNGKAS
Tiga pelaku pembobol saldo nasabah bank BUMN dihadirkan pada konfrensi pers di Mapolrestabes Semarang. Total keseluruhan ada 6 pelaku yang tertangkap. Tiga orang lainnya masih dalam perawatan 

TRIBUNPANTURA.COM,SEMARANG - Komplotan pembobol saldo rekening tabungan nasabah bank dibekuk jajaran Polrestabes Semarang.

Ada enam orang yang dibekuk yakni Khairun Fahrinst (28) warga Kota Medan, Muhammad Andry Syahputra (30) warga Kota Medan, Rendi Dwi Putra (35) warga Kota Medan, Taufiq Ramadana (32) warga Kota Medan, Kiki Handayani (25) warga Kabupaten Asahan, Windari (23) warga kabupaten Batu Bara.

Komplotan tersebut beraksi di beberapa titik  bank BUMN yang berada di kota Semarang dan berhasil menggasak Rp 1,7 miliar.

Baca juga: Angka Kasus Meninggi, Relawan BPBD Kota Tegal Kembali Turun Tangan Makamkan Jenazah Pasien Covid-19 

Baca juga: Bermodalkan Surat Tugas BIN Palsu, Rama Palak Pengelola Distribusi Solar di Semarang

Baca juga: Bersihkan Lemari Baju Almarhum Suami, Sri Temukan Granat dan Belasan Peluru

Kapolrestabes Semarang, Kombes Pol Irwan Anwar mengatakan pembobolan saldo rekening terungkap ketika adanya laporan dari Bank satu diantara BUMN terkait pembobolan saldo nasabah secara ilegal pada Kamis (17/2/2022) lalu. 

Kemudian pihaknya mengerahkan tim dan berkoordinasi dengan bank terkait untuk melakukan penyelidikan.

"Setidaknya ada tujuh titik bank yang disasar oleh mereka (komplotan) kemarin," jelasnya saat konfrensi pers Sabtu (19/2/2022).

Menurut Irwan,  tidak membutuhkan waktu lama mengungkap kasus tersebut.

Sejumlah anggota komplotan tersebut ditangkap di wilayah Solo sehari setelah adanya laporan sekitar pukul 04.00.

"Dari enam tersangka, ada tiga yang kami hadirkan, yaitu Khairun Fahrinst (28), Kiki Handayani (25), dan Windari (23). Sementara tiga tersangka yang lainnya tidak kami hadirkan dengan alasan kesehatan," tutur dia.

Menurutnya, keenam tersangka berasal dari Sumatera dan sengaja datang ke Semarang untuk melancarkan aksinya.

Mereka datang ke Semarang menggunakan pesawat pada 15 Februari lalu.

"Selanjutnya mencari penginapan di sini,  melakukan observasi, dan tanggal 17 Februari melakukan aksinya," jelas dia.

Lanjutnya para pelaku merupakan sindikat. Satu diantara komplotan itu mendatangi bank dan berpura-pura sebagai pemilik rekening yang menjadi nasabah di bank tersebut.

"Contohnya Kiki berpura-pura sebagai nasabah dan telah memalsukan KTP, buku tabungan, serta tanda tangan nasabah di bank itu," tuturnya.

Irwan menuturkan cara yang dilakukan Kiki berpura-pura sebagai nasabah yang berada di bank tersebut berhasil menggasak uang sebesar Rp 1,1 miliar.

Hal itu dilakukan Kiki di lima lokasi bank yang sama di Kota Semarang.

"Pada kejadian tersebut mereka sudah membagi tugas ada yang bertugas membuat dokumen KTP palsu, tanda tangan palsu, buku tabungan," ujar dia.

Lanjutnya komplotan tersebut merupakan komplotan kedua beraksi di Semarang. 

Komplotan itu  diduga berkoodinasi dengan komplotan lainnya beraksi Bengkulu.

"Komplotan Bengkulu merupakan komplotan pertama yang saat ini telah dilakukan penangkapan," imbuhnya.

Irwan menjelaskan, masih komplotan sama selain lima bank menjadi sasaran Kiki, juga masih ada dua bank di kota Semarang menjadi sasaran yang dilakukan oleh tersangka Rendi.

"Hasilnya dibagi secara prosentase. Misalnya tersangka Kiki mendapat bagian 25 persen dari jumlah uang berhasil digasaknya," tuturnya.

Keterlibatan Internal

Pihaknya menduga ada orang internal bank yang ikut melancarkan aksi komplotan itu.

Sebab enam tersangka tersebut sangat mudah menyasar orang-orang yang memiliki rekening di bank itu.

"Keterlibatan orang dalam ini mempunyai akses mengatahui data yang mempunyai rekening. Dari itu disesuaikan oleh pelaku misal nasabah berinisial E dikasihkan ke pelaku Kiki karena nasabah aslinya perempuan. Kemudian nasabah F yang masuk ke bank Rendi karena nasabahnya aslinya laki-laki. KTP nasabah itu dipalsukan," jelasnya.

Dikatakannya, menurut keterangan sementara tersangka, aksi tersebut baru pertama kali dilakukan di Kota Semarang. Selanjutnya mereka akan melancarkan aksinya kembali di Kota Solo sehari setelah di Semarang.

"Pengakuan tersangka ada tujuh bank dari dua nasabah. Misal ini (Kiki) mengambil uang satu nasabah di lima bank agar tidak terjadi kecurigaan," tutur dia.

Irwan menuturkan total uang dari dua nasabah yang berhasil dibobol pelaku sebesar Rp 1,7 miliar.

Secara rinci Kiki berhasil membobol uang nasabah Rp 1,1 miliar, dan tersangka Rendi  berhasil menguras saldo korbannya sebesar Rp 600 juta.

"Tersangka saat melakukan aksinya telah mendapat ATM,KTP, buku rekening tabungan.  Semua itu dibuat di Medan dan korbannya dari luar kota Semarang. Aksinya dilakukan di Semarang untuk mengelabuhi. Aksi itu dipimpin tersangka Khairun Fahrinst," paparnya.

Ia mengatakan tersangka dijerat dengan pasal 263 KUHP dan 480 KUHP. Tersangka diancam hukuman selama 6 tahun.

"Nanti kami juga akan jerat tersangka dengan UU ITE," tandasnya.

Sementara itu, tersangka Khairun Fahrinst membenarkan mendapat data nasabah yang akan digasaknya berasal dari orang dalam bank.

Pihaknya telah menyiapkan kurang 10 nasabah yang akan menjadi korbannya.

"Namun yang baru bisa dibobol, baru dua nasabah," tuturnya. (*)

Sumber: Tribun Pantura
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved