Berita Semarang
Labfor Polda Jateng Sebut Penyebab Kebakaran Johar Relokasi Akibat Korsleting Listrik
Kesalahan instalasi dan pemakaian daya listrik berlebihan disebut sebagai penyebab utama konsleting listrik.
Penulis: rahdyan trijoko pamungkas | Editor: Moch Anhar
TRIBUNPANTURA.COM, SEMARANG - Kesalahan instalasi dan pemakaian daya listrik berlebihan disebut sebagai penyebab utama konsleting listrik.
Kondisi demikian mengakibatkan kebakaran pasar Johar Relokasi Masjid Agung Jawa Tengah pada Rabu (2/2) lalu.
Hal tersebut terungkap dari hasil Laboratorium Forensik (Labfor) yang dipaparkan Kepala Labfor Polda Jateng Kombes Pol Slamet Iswanto bersama Kapolrestabes Semarang Kombes Pol Irwan Anwar, Walikota Semarang Hendrar Prihadi, dan Dandim 0733/Kota Semarang Letkol Honi Havana pada konfrensi pers.
Kalabfor Polda Jateng, Kombes Pol Slamet Iswanto menuturkan hasil foto udara terlihat di blok F mengalami pemanasan yang cukup tinggi.
Baca juga: Perajin Tahu Tempe di Tegal Tidak Mogok dan Tetap Produksi
Baca juga: Eks Napiter di Pemalang Diminta Jadi Agen Perubahan
Baca juga: Tak Patuhi Standar, 10 Mobil Pribadi Terjaring Razia Strobo dan Sirine di Karanganyar
Berdasarkan hasil Olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) lokasi sumber api pertama kebakaran (LSAPK) berada di blok F, tepatnya lapak penjualan karung goni.
"Bukti pemanasan yang paling tinggi terbakar berada di blok F4," jelasnya saat konfrensi pers di Polrestabes Semarang, Sabtu (19/2).
Menurutnya, barang bukti yang di TKP adalah sisa-sisa kebakaran di beberapa tempat.
Berdasarkan barang bukti yang dikumpulkan terdapat satu diantaranya kabel instalasi listrik.
"Ini merupakan tanda-tanda konsleting listrik dari barang bukti nomor 1063 dan 1064," jelasnya.

Pada kejadian tersebut, pihaknya tidak menemukan suatu zat hidrokarbon, yaitu bahan bakar maupun bahan pemercepat kebakaran.
"Semua barang bukti negatif adanya zat pemercepat kebakaran," tuturnya.
Ia menuturkan berdasarkan saksi melihat terjadi kebakaran maupun barang yang ditemukan sikron bahwa terjadi kebakaran akibat hubungan arus pendek atau konsleting listrik.
Hal ini terjadi di Blok F4 tepatnya lapak penjualan karung goni.
"Kenapa bisa terjadi konsleting, karena di situ ditemukan adanya kelemahan atau kesalahan instalasi maupun pemasangan dan pemakaian daya berlebihan menyebabkan konsleting listrik," jelasnya.
Ditanya terkait dugaan pencurian listrik, pihaknya tidak berwenang dalam menyelidiki hal tersebut.
Hal itu akan dijelaskan dari Reskrim.
"Kalau dari kami, hanya bisa menemukan adanya kelemahan instalasi listrik penyebab konsleting," tandasnya.
Sementara itu, Kapolrestabes Semarang, Kombes Pol Irwan Anwar menuturkan pada kejadian tersebut terdapat kesesuaian antara olah TKP dan pemeriksaan saksi.
Ada 26 saksi yang dimintai keterangan dan mengerucut pada dua orang saksi kunci, yakni Suroto dan Imam Priyadi
"Saksi Suroto menjelaskan bahwa melihat adanya kepulan asap dari lapak pedagang gerabah, yakni blok F4. Dia mencari titik asap, namun keburu lampu padam. Kemudian saksi Imam Priyadi juga melihat asap dari blok F. Inilah dua saksi yang sinkron," paparnya.
Sementara itu, Walikota Semarang, Hendrar Prihadi mengatakan kejadian tersebut merupakan pengalaman berharga. Tidak hanya bagi pedagang, melainkan Pemerintah Kota Semarang. Sebab pasar Johar telah dua kali terbakar pada tahun 2015 dan Februari 2022.
"Langkah kami di internal Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang akan ingatkan kawan-kawan di dinas terkait untuk memantau jaringan listrik di tempat pelayanan publik, khususnya di pasar," jelasnya.
Tidak hanya itu, pria akrab disapa Hendi juga berharap pedagang juga dapat saling mengawasi dan belajar dari pengalaman.
Baca juga: Catat! Wisata Air Pantai Pasir Kencana Pekalongan Dibuka 26 Februari 2022
Baca juga: Tanjakan Clirit View Kalibakung Arah Guci Diberlakukan Satu Jalur, Berikut Penjelasannya
Pedagang bisa mengingatkan jika rekannya ceroboh atau tidak sesuai Standar Operasional Prosedur (SOP) dalam penggunaan listrik.
"Kalau tidak mau diingatkan bisa melambung ke Dinas Pasar atau kepada kami langsung," terangnya.
Tidak Ada APAR
Hendi menuturkan bidang bangunan baru dipersyaratkan adanya APAR agar bisa terbit Izin Mendirikan Bangunan (IMB).
Sementara itu di Pasar Johar Relokasi belum disediakan APAR.
"Pasar Johar Relokasi penanganannya masih sementara. Jika dibayangkan fasilitas APAR tidak seperti yang dipersyaratkan pada IMB," jelasnya.
Menurutnya, di Pasar Johar yang baru saat ini telah disediakan APAR sesuai dengan SOP.
Pihaknya juga akan menyediakan di pasar-pasar lainnya.
"Untuk pasar lain nanti akan mengikuti satu persatu," tuturnya. (*)