Berita Jateng
Aksi Demo Pengemudi Ojol di Kantor Gubernur Jateng Karena Tarif Order Diturunkan Aplikator
Tidak puas dengan tarif order yang telah ditentukan, pengemudi ojek online (Ojol) melakukan aksi unjuk rasa Kantor Gubernur Jawa Tengah.
Penulis: rahdyan trijoko pamungkas | Editor: m zaenal arifin
"Kami juga kecewa dengan pemerintah karena tidak ada penegasan hukum yang jelas".
"Sementara terdapat peraturan yang mengatur roda dua dan roda empat".
"Kenapa tidak diberlakukan dengan baik," tutur dia.
Menurutnya, tidak ada ketegasan pemerintah membuat aplikator menjadi asal-asalan dalam menentukan tarif.
Bahkan pihak aplikator enggan disalahkan dan menuding pemerintah.
"Dari aplikator menyepelekan".
"Alasannya kita tergantung pemerintah, pemerintahnya bagaimana," imbuhnya.
Astrid menepis aplikator menurunkan tarif order merupakan bentuk promosi.
Dirinya menyebut aplikator telah mendapatkan untung banyak.
"Contohnya tarif Rp 15 ribu masih ada potongan 20 persen".
"Masih ada potongan lagi Rp 3 ribu hingga Rp 4 ribu".
"Itu yang dibebankan driver (pengemudi) dan konsumen".
"Jadi bukan promosi".
"Kami juga masih dibebani tarif parkir," ujarnya.
Disisi lain, kata dia, tarif order yang rendah membuat banyak pengemudi Ojol yang tumbang karena tidak sesuai biaya dikeluarkan.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/pantura/foto/bank/originals/demo-driver.jpg)