Suharso Monoarfa Dicopot
Ihwal Pemberhentian Suharso Monoarfa dari Ketum PPP, Ini Respon Ketua DPC Purbalingga
Diberhentikannya Suharso Monoarfa dari posisi Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) direspon pula dari para simpatisan di daerah.
Penulis: Permata Putra Sejati | Editor: m zaenal arifin
TRIBUNPANTURA.COM, PURBALINGGA - Diberhentikannya Suharso Monoarfa dari posisi Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) direspon pula dari para simpatisan di daerah.
Ketua DPC PPP Kabupaten Purbalingga, Mohamad Safii Abror mengatakan kapasitasnya saat ini adalah menjaga kondusifnya para simpatisan di daerah.
"Kita menjaga agar tetap kondusif dan tenang."
"Di Purbalingga tetap kondusif, segala keputusan diserahkan ke tingkat pusat."
"Supaya setiap menjelang pemilu jangan ada gonjang ganjing," ujarnya saat dihubungi, Rabu (7/9/2022).
Baca juga: PLN Operasikan Transmisi dan Gardu Induk Baru Perkuat Kualitas dan Keandalan Listrik Bandung Raya
Ia mengatakan memang menyangkan dengan pernyataan kontroversial Suharso Monoarfa soal amplop kiai tersebut.
"Apalagi Indonesia itu daerah ketimuran yang hormat kiai dan ulama, soal amplop itu sudah sewajarnya," terangnya.
Karena pusat sudah memutuskan menonaktifkan maka, DPC di daerah akan menghormati dan mengikuti keputusan tersebut.
Pihaknya akan lebih berkonsentrasi menjelang pemilu 2024.
Baca juga: Ratusan Penghafal Alquran di Kabupaten Tegal Akan Gelar Khotmil Quran Sebulan Sekali
"Saat ini sudah membentuk Lembaga Pemenangan yang mau silaturahmi dengan tokoh kiai dan ulama," ungkapnya.
Sementara itu salah satu peserta diskusi Antropologi Santri-Kiai di Banyumas dari Forum Santri Banyumas, Farhun mengatakan pemberhentian Suharso Monoarfa adalah bentuk mendengarkan arus bawah.
"Itu berarti pusat mendengarkan arus bawah."
"Kalau soal mekanisme dikembalikan pada partai," katanya.
Baca juga: Video Peletakan Batu Pertama Tugu Perjuangan Pekalongan
Menurutnya keputusan pemberhentian Suharso Monoarfa dampak dari pernyataannya sendiri.
Ia dianggap tidak memahami seluk beluk hubungan dengan kiai.
"Saya yakin di tingkat pusat mereka ingin menyelamatkan partai."
"Kalau penunjukan Plt juga saya akan ikut mekanisme partai."
Baca juga: 51 Pelaku Judi di Pati Ditangkap Polisi, Ratusan Juta Uang Tunai Jadi Barang Bukti
Seperti yang sempat diberitakan pemberhentian Suharso merupakan hasil Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) PPP yang dihadiri pimpinan wilayah 29 provinsi, Majelis Syariah, Majelis Kehormatan, Majelis Pertimbangan, banom, serta pimpinan DPP PPP.
Dalam Mukernas itu juga memilih dan menetapkan H. Muhammad Mardiono sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Ketua Umum DPP PPP dengan sisa masa bakti 2020-2025.
Pimpinan majelis berkesimpulan telah terjadi sorotan dan kegaduhan PPP secara meluas yang tertuju kepada Suharso Monoarfa secara pribadi dengan simpatisan PPP.
Baca juga: Kisah Sucipto Nelayan Tegal Dua Kali Hilang di Lautan, Ingin Punya Jaminan Ketenagakerjaan
Suharso sempat menjadi sorotan karena menyampaikan kerap diminta memberi amplop berisi uang untuk para kiai.
Kejadian itu dialaminya ketika melakukan kunjungan ke berbagai pesantren.
Pernyataan Suharso disampaikan saat mengikuti Pembekalan Antikorupsi Partai Politik di gedung ACLC, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Kuningan, Jakarta Selatan, 15 Agustus 2022. (*)