Berita Kajen

Video Mahasiswa PMII Pekalongan dan Polisi Saling Dorong Saat Unjuk Rasa Tolak Kenaikan Harga BBM

Tak kunjung ditemui bupati, para mahasiswa merangkak maju ke depan gerbang sehingga terjadi aksi dorong-dorongan di depan kantor Bupati Pekalongan.

Penulis: Indra Dwi Purnomo | Editor: restu dwi r

TRIBUN-PANTURA.COM, KAJEN - Berikut video Mahasiswa PMII Pekalongan dan Polisi Saling Dorong Saat Unjuk Rasa Tolak Kenaikan Harga BBM

Ratusan mahasiswa yang tergabung dalam PMII Pekalongan melakukan unjuk rasa di depan kantor Bupati Pekalongan, Senin (19/9/2022) sore.

Mereka menolak dengan kenaikan harga BBM.

Sebelumnya, aksi penolakan kenaikan harga BBM ini sudah mereka gelar di tempat yang sama pada (8/9/2022) dan aksi ini merupakan jilid 2.

Dalam pantauan Tribunjateng.com, ratusan mahasiswa dan mahasiswi ini melakukan longmarch dari tugu Nol Kajen sekitar pukul 14.00 WIB, ke kantor bupati Pekalongan.

Sambil berorasi, mahasiswa membentangkan poster dengan bertuliskan 'Tolak Kenaikan Harga BBM', terlihat juga poster 'Konser Nomor 1', 'BBM Nanti Dulu', 'BBM Naik, Rakyat Tercekik'.

Tuntunan mereka yaitu menolak naiknya harga BBM dan meminta untuk ditemui oleh Bupati Pekalongan.

Selain itu, pendemo juga mengkritik kebijakan bupati yang dinilai kurang pro rakyat ditengah kesulitan kenaikan BBM.

Awalnya, demonstrasi berjalan dengan normal dan lancar.

Karena tak kunjung ditemui bupati para mahasiswa merangkak maju ke depan gerbang bupati Pekalongan sehingga terjadi aksi dorong-dorongan antara pendemo dan Polisi.

Aksi dorong-dorongan terjadi sekitar 5 menit. Setelah dikabarkan bupati mau menemui pendemo, aksi dorong-dorongan berhenti.

Bupati Pekalongan Fadia Arafiq keluar menemui massa. Di depan massa, pihaknya meminta maaf atas absennya dirinya menemui demonstran pada aksi jilid I.

"Saat senang ketemu adik-adik, pada waktu itu saya sakit, saya kena covid dan baru-baru ini saya baru masuk," katanya.

Dihadapan mahasiswa, Bupati Pekalongan Fadia Arafiq menyatakan kebijakan kenaikan BBM merupakan keputusan dari pemerintah pusat.

Namun demikian, pihaknya siap menampung aspirasi mahasiswa.

"Saya sudah dengar keluhan dari adik -adik, soal BBM yang naik yang itu juga memang bukan keputusan dari saya. BBM naik bukan keputusan bupati pekalongan tetapi, dari pusat. Sehingga, aspirasi dari adik-adik semua yang pastinya akan saya dengarkan dan pastinya akan saya sampaikan ke pusat ya," imbuhnya.

Tidak hanya itu, pihaknya juga menampung permintaan massa yang ingin dilibatkan dalam tiap penentuan kebijakan daerah.

"Saya sudah memerintahkan Sekda untuk mencatat aspirasi itu. Saya akan libatkan adik-adik semua, nanti kita bicarakan bersama Kabupaten Pekalongan ini ke depan akan kita bikin seperti apa," ucapnya.

Sementara itu, Korlap aksi Samsul Syarif Hidayat mengapresiasi Bupati Pekalongan Fadia Arafiq yang mau menemui massa. Ia mengatakan, bupati memang seharusnya demikian. 

"Mengenai nota kesepakatan, kami akan terus mengawal sikap Pemkab Pekalongan atas itu. Supaya aspirasi ini sampai ke pusat sebagai bahan pertimbangan," katanya. (Dro)

Sumber: Tribun Pantura
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved