Berita Jateng

Puskopti Sebut Kenaikan Harga Kedelai Impor Makin Tak Wajar, Perajin Tempe Terancam Gulung Tikar

Harga kedelai impor di Jawa Tengah kembali merangkak naik belakangan ini. Bahkan, dipastikan kenaikan tersebut juga

Penulis: Idayatul Rohmah | Editor: muh radlis
TRIBUN JATENG/Idayatul Rohmah
Tampak tumpukan kedelai impor di sebuah toko jalan Pedamaran Semarang. 

TRIBUNPANTURA.COM, SEMARANG - Harga kedelai impor di Jawa Tengah kembali merangkak naik belakangan ini.

Bahkan, dipastikan kenaikan tersebut juga terjadi hampir di seluruh Indonesia.


Dikatakan Sekretaris Pusat Koperasi Tempe Tahu Indonesia (Puskopti) Jawa Tengah Rifa'i, kondisi ini telah membuat para perajin tempe semakin putus asa.


Kenaikan harga dinilai semakin tidak wajar, membuat para perajin tempe terancam gulung tikar.

 

"Sementara ini perajin putus asa, (produk tempe) mau dikecilkan sudah kecil, mau dinaikkan harganya tidak bisa.

Kalau tidak ada bantuan subsidi, sebagian akan berhenti berproduksi sementara waktu. Kemungkinan begitu," kata Rifa'i saat dihubungi tribunjateng.com, Rabu (5/10/2022).

 

Rifa'i lebih lanjut mengatakan, kenaikan harga kedelai impor memang sudah terjadi cukup lama.


Menurut dia, dari kenaikan harga tersebut pemerintah sempat memberikan subsidi kepada para anggota Kopti sebesar Rp 1.000 untuk setiap kilogram kedelai.


Dengan demikian, harga kedelai yang saat itu pada kisaran Rp 11.500 per kilogram bisa didapatkan perajin anggota Kopti dengan kisaran Rp 10.500 per kilogram.

 

Namun Rifai menuturkan, subsidi sendiri saat itu hanya diberikan selama empat bulan, terhitung sejak April-Juli.


Adapun Agustus hingga saat ini, menurut dia belum ada subsidi lagi untuk perajin.


Sedangkan kenaikan harga kedelai saat ini terjadi semakin tidak terkendali.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved