Toko di Kendal Ini Timbun Minyak Subsidi hingga Langka di Pasaran, Cuma Diberi Sanksi Administratif

TRIBUNPANTURA.COM, SEMARANG - Satgas Pangan Polda Jateng menemukan seorang pedagang melakukan penanahan distribusi MinyaKita di pasar Weleri, Kabupaten Kendal.

Polisi menemukan timbunan MinyaKita sebanyak 19.548 liter atau 17,5 ton yang belum tersalurkan kepada masyarakat.

Minyak tersebut dimiliki oleh Toko Tegar Jaya (TJ) Weleri. 

"Kami sebut bukan menimbun tapi menahan karena MinyaKita juga dijual dengan harga melebihi harga eceran tertinggi (HET) yakni Rp15.400 per liter," ucap Kepala Satgas Pangan sekaligus Dirreskrimsus Polda Jateng, Kombes Dwi Soebagio, di pasar Weleri, Kendal, Kamis  (9/2/2023). 

Pemilik minyak sengaja menahan penjualan dengan harga melebihi HET. 

MinyaKita tersebut sempat dijual di tengah harga melambung secara sedikit demi sedikit dan bertahap sebanyak 1.146 dus atau 13 ribu liter lebih.

Sisanya saat ini belum dijual yang ditemukan oleh polisi.

"Iya jumlah itu tentu sangat besar," beber Dwi.

Hasil pendalaman polisi, ternyata pemilik toko TJ  membeli MinyaKita dari PT Dagangan Karya Indonesia (DKI), Kendal.

Perusahan distribusi tersebut belum terdaftar sebagai distributor di Kendal tapi terdaftar di tempat lain di luar Jawa Tengah.

"Kalau temuan serupa sementara masih satu di Kendal, ini pembelajarannya bagi pedagang lainnya untuk tidak menahan harga bahkan  menimbun," ucapnya.

Rencananya MinyaKita tersebut akan disalurkan kepada masyarakat dengan HET sesuai Permendag No 49 tahun 2022 tentang Tata Kelola Program Minyak Goreng Rakyat yakni harga Rp14 ribu perliter.

"Kita melakukan kegiatan penyaluran sesuai harga yang ditetapkan pemerintah," bebernya.

Pihak pemilik toko TJ sejauh ini hanya akan dikenai sanksi administratif.

"Semisal masih tetap tidak mau menjual harga di bawah HET maka ada sanksi hukum yang bisa diterapkan," tandasnya.