Berita Jateng
BI Jateng Optimistis Ekonomi Tahun Ini Tumbuh Hingga 5,3 Persen, Ini Pendorongnya
Relokasi perusahaan dari Banten ke Jawa Tengah dan proyek strategis nasional diproyeksikan mampu menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi.
Penulis: Idayatul Rohmah | Editor: m zaenal arifin
TRIBUNPANTURA.COM, SEMARANG - Relokasi perusahaan dari Banten ke Jawa Tengah hingga masih berlanjutnya proyek strategis nasional diproyeksikan mampu menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah Tahun 2023 ini.
Hal itu dikatakan Kepala Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Provinsi Jawa Tengah Rahmat Dwisaputra saat update informasi dan perkembangan ekonomi Regional Jateng di kantornya, belum lama ini.
"Tahun 2023, dunia memang sedang dihadapkan dengan tantangan isu slowbalisation. Namun Indonesia masih tetap optimistis tumbuh tahun ini."
"Kita lihat ada relokasi perusahaan dari Banten (ke Jawa Tengah), ada KITB (kawasan industri terpadu Batang), PMDN (penanaman modal dalam negeri), ada proyek strategis nasional juga di Jawa Tengah yaitu ruas tol Solo-Yogyakarta, Semarang-Sayung, Yogyakarta Bawen. Ini yang akan menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi kita tahun ini," terang Rahmat.
Baca juga: Askot PSSI Tegal Lakukan Pendataan Klub Persatuan Sepak Bola Hingga Pemain, Ini Tujuannya
Rahmat mengatakan lebih lanjut, pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah pada 2023 diperkirakan akan tetap kuat di kisaran 4,5.persen - 5,3 persen (yoy).
Pertumbuhan positif pada 2023 ini menurutnya akan didorong dari sisi domestik.
Dalam hal ini, kinerja investasi diperkirakan tumbuh, sementara kinerja konsumsi rumah tangga masih bertahan.
Sementara di sisi lain, sisi eksternal dimungkinkan masih terjadi perlambatan pertumbuhan.
Adapun perlambatan akan didorong oleh penurunan permintaan ekspor produk TPT, Alas Kaki dan Furnitur di AS dan Eropa yang merupakan pasar andalan Jawa Tengah.
Baca juga: Peduli dan Visioner, Erick Thohir Menginspirasi Generasi Muda Berbuat untuk Bangsa
Sementara itu, Rahmat mengatakan, untuk melanjutkan tren pemulihan ekonomi Jawa Tengah yang berkesinambungan, diperlukan langkah nyata dan sinergi kebijakan dalam mempertahankan produktivitas sektor-sektor utama dan menjaga iklim investasi tetap kondusif. (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.